Selasa, 17 Juli 2012

PROFIL PENYULUH AGAMA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN


PROFIL PENYULUH AGAMA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN
oleh : Anis Purwanto

Jabatan Penyuluh Agama Islam adalah jabatan yang sangat mulia, walaupun tugasnya sangat berat dan penuh dengan tantangan. Sebab sesuai dengan kodratnya, manusia yang diciptakan oleh Allah sebagai umat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia. Menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah :

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ‌ۗ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”. (QS Ali Imran:110)

            Berangkat dari kenyataan diatas penyuluh agama merupakan sekelompok umat (manusia) yang dipilih dan ditugasi untuk menyerukan ajaran agama Allah kepada seluruh umat manusia.  Sebagai obyek dakwah, masyarakat pedesaan mempunyai karakteristik khas. Memang sejak dahulu sampai sekarangpun secara keseluruhan masyarakat pedesaan dapat dikatakan sebagai masyarakat yang relative mudah di “pengaruhi”. Namun dalam era sekarang ini, masyarakat telah berada dalam era globalisasi. Dalam era yang serba trasnparansi ini berbagai macam permasalahan dalam masyarakat menjadi salah satu penghambat yang sangat luar biasa beratnya bagi terciptanya masyarakat yang islami. bahkan system kemasyarakatan yang cenderung materialis-individualis akan banyak memberikan pengaruh yang berlawanan arah bagi tujuan hidup manusia.  Dikala mereka mengalami gejolak dunia yang serba materialisme ini mereka lepas kekuatan dalam keagamaannya, akhirnya control keimanannya akan kendor dan salah langkah dalam mengimbangi keinginan dunia.
            Kita masih ingat, adanya istilah “mo limo” dikalangan masyarakat kita, ini menandakan adanya tindak penyimpangan keagamaan umat. Bahkan sampai sekarang ini perjudian masih marak terjadi disekitar kita, meski pihak berwajib sering mengadakan penggerebekan, akan tetapi tetep saja, judi masih digemari sebagian masyarakat kita, hal ini termasuk  undian nomor, judi “patohan” disaat diselenggarakan turnamen olah raga, dll. Berbagai bentuk perjuadian baik yang terang-terangan ataupun yang terselubung ini , dampak negatifnya sangat luar biasa, meskipun perjudian dilarang akan tetepi terus ada, termasuk di masyarakat pedesaan.
            Modernisasi tampaknya sekarang telah melanda masyarakat tidak terkecuali masyarakat pedesaan, dan menjadikan mereka meninggalkan kebudayaan lama, kebiasaan melakukan tata agama terabaikan disaat manusia dikuasai emosinya dalam mengejar dunia, maka tujuan asli manusia diciptakan Tuhan untuk senang kepada dunia demi mencapai kehidupan akhirat tebih sempurna terlupakan, untuk menjaga dan mengingatkan manusia yang lalai maka diperlukan pemimpin umat (penyuluh agama-da’i) yang bijaksana (bil hikmah), tidak asing (sesuai dengan dunianya), dapat diterima oleh umat disetiap zaman. Dengan demikian da’I (mubaligh), penyuluh agama Islam amat diperlukan untuk menjaga manusia dari keterperosokan ke lembah keteledoran iman.
            Dalam pembahasan yang berkisar seputar manusia dalam aktivitas kepemimpinannya, dalam menghadapi segala model isi dunia demi lancarnya dan tidak terganggunya penyebaran agama Islam (Dakwah Islam), maka diperlukan profil penyuluh agama (da’i) yang sesuai dengan masyarakat pedesaan di zaman yang serba modern sekarang ini. Meskipun pembahasan ini tidak mencontohkan atau menyodorkan sosok tubuh secara figurative dari seoarang tokoh tertentu, namun lebih banyak menatap peran seorang penyuluh agama dengan seperangkat persyaratan yang harus dimiliki, sehingga nantinya dapat menciptakan dinamika kemimpinan, dalam kaitannya dengan proses dakwah islamiyah.
            seorang penyuluh agama tidak boleh bergantung kepada kelompok lain, sebab ketergantungan akan menghambat perkembangan. Karena itu untuk memberikan acuan bagi kita (penyuluh  agama)  disini saya nukilkan sifat-sifat wajib bagi Rasul, yakni shadiq, amanah, tabligh dan fatonah, sebagai prasyarat utama bagi terbentuknya profil penyuluh agama yang mampu mengadalan pembinaan dan penyuluhan dalam masyarakat pedesaan. Kendatipun sifat ini adalah sifat wajib bagi rasul, tetapi sangat relevan rasanya bagi kita sebagai kaum muslim untuk menggali semua aspek dalam ajaran Islam, kemudian kita terapkan dalam hidup sehari-hari, tidak terlupakan didalam pelaksanaan pembinaan dan penyebaranluasan ajaran Islam (dakwah Islam).

Sifat Shidiq.
            Sifat shidiq adalah sifat yang menunjukkan bahwa Nabi itu benar dalam segala ucapannya maupun perbuatannya. Jika dikaitkan dengan penyuluh agama, sifat ini perlu dibina dan dikembangkan oleh setiap penyuluh agama, mengingat sifat ini merupakan pegangan hidup seseorang dalam mewujudkan dinamika kehidupan. Apabila seseorang penyuluh agama benar-benar sudah dapat mempertanggungjawabkan konsestensi perkataan dan perbuatannya, maka terpenuhilah syarat menjadi penyuluh agama. Sebab yang diperlukan oleh masyarakat pedesaan adalah adanya suri tauladan yang baik, contoh nyata yang dapat ditiru langsung oleh umat.  Umat mendengan dan melihat contohnya lalu menirukan. Oleh sebab itu, profil penyuluh agama yang uswatun khasanah, yang antara lain : memiliki budai pekerti yang baik, jujur, bertanggungjawab, adil dalam menghadapi masalah, atau setidaknya dapat memupuk dan membina keserasian ucapan dan perbuatan, sehingga sifat ini akan tercermin dalam tingkah laku sehari-hari.
            Sebagai seorang penyuluh agama dalam menghadapi masyarakat pedesaan, diperlukan amalan inti ahklakul karimah, yang dapat diperlukan sebagai senjata dan perisai diri untuk mempertahankan eksistensi dan kewibawaan dakwah, sehingga dapat mengenal hakekat kehidupan yang sebenarnya berdasarkan petunjuk ilahi dan sunah Nabi.
            Adapun inti dari ahklakul karimah tersebut antara lain : bijaksana dalam memberi atau menerima keputusan dan terpuji, sederhana tapi berbobot, rendah diri, giat bekerja, lemah lembut, jujur, terpercaya, memenuhi janji, konsisten (istiqomah), kemauan keras mencapai kebenaran, tabah dalam menghadapi segala ujian dan hambatan, kesatria, berani, suka berterima kasih, ramah dan simpatik, mempunyai rasa malu, menjaga kehormatan diri, rasa bersaudara, pasrah kepada Allah, suka menolong, menghormati pendapat orang lain. Jika seseorang dapat mengamalkan kreteria diatas, maka proses penyuluhan akan berjalan sebagaimana mestinya.

Sifat Amanah.
            Bagi seseorang penyuluh agama yang merupakan pemimpin untuk merubah suatu keadaan umat, maka ia wajib memiliki sifat amanah ini, dimana taraf kepercayaan umat (obyek) terhadap dirinya (penyuluh agama) sebagai panutan sangat menentukan berhasil tidaknya target yang hendak ia capai dalam proses dakwahnya. Selanjutnya ia harus dapat menanamkan sikap optimisme, rasa percaya diri dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi. Sebab permasalahan yang dihadapi didalam pelaksanaan penyuluhan, kendati dalam masyarakat pedesaan semakin kompleks sejalan dengan perkembangan zaman.

Sifat Tabligh.
            Sifat tabligh ini merupakan inti dari seorang penyuluh agama yaitu menyampaikan. Maksudnya, menyiarkan kepada seluruh umat semua ajaran agama dan memang wajib untuk menyampaikannya.
            Seorang penyuluh agama sangat berkepentingan menyampaikan segenap ide baik secara lesan maupun tulisan. Sehingga umat dapat memahami dan menyerap konsepsi yang disampaikannya.  Meskipun didalam kenyataannya dilapangan, memang ada seseorang penyuluh agama yang mempunyai kelebihan lebih didalam menyampaikan secara lesan (ceramah agama). Ceramahnya dapat memukau audien dengan trik-trik menarik, bahkan diselipi banyolan segar yang dapat membuat pendengar tertawa. Dan seorang penyuluh agama (da’i) yang mempunyai kelebihan lisan ini, secara umum lebih mudah dikenal oleh masyarakat sebagai mubaligh (da’i) kondang .  Dan tentu saja hal ini dapat menaikkan harga jual (honor) bagi dirinya.

Sifat Fathonah.
            Profil seorang penyuluh agama harus pandai dan cerdas otaknya. Dalam hal ini Rasul adalah orang yang benar-benar mempunyai kecerdasan yang sangat luar biasa, sebab beliau dapat mengemukakan hujjah bila mendapat tantangan dari pihak lain dan dapat mencari jalan keluar yang benar dan haq.
            Sifat ini sangat dibutuhkan oleh seorang penyuluh agama didalam menghadapi permasalahan umat, sebab kecerdasan otak ini pula ia dapat dengan cepat dapat menentukan putusan jalan keluarnya. Jadi seorang penyuluh agama harus mempunyai ketajaman pandangan dan wawasan yang luas, misalnya dalam masyarakat pedesaan ia harus tahu watak dan corak masyarakat tersebut. Menganalisa dan membandingkan keadaan yang dulu dengan sekarang, sehingga dapat mengukur tingkat kemajuan umat. Setelah itu ia dapat mengamalkan inti ahklakul karimah dan mencontoh sifat-sifat wajib Rasul sebagai bekal penyuluhan dalam menyebarluaskan ajaran Islam kepada masyarakat.
            Diiringi dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, dibarengi semakin mudahnya seseorang mendapatkan berbagai macam informasi, baik melaui media cetak (Koran, majalah dll) maupun media elektronik (radio, TV dll), maka semakin komplek pula persoalan yang dihadapi oleh seorang penyuluh agama. Masyarakat pedesaan yang dulu dianggap sebagai tipe masyarakat yang terbelakang, kini anggapan itu telah hilang. Bahkan masyarakat pedesaan justru lebih jernih didalam melihat persoalan besar yang dihadapi masyarakat secara keseluruhan (bangsa).  Oleh karenanya, seorang penyuluh agama harus pandai-pandai menghadapi setiap perubahan, untuk tetap menanamkan nilai-nilai Islam dengan dinamika ilmu yang sesuai dengan perkembangan dunia, asal tidak menyimpang dari tata nilai agama Islam , dan berbekal ahklakul karimah dan mencontoh sufat Rasul sebagai tauladan disaat kapapun. Wallahu a’lam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar