Minggu, 30 September 2012

PETA DAKWAH


Catatan Penting Tentang
PETA DAKWAH
Oleh : Anis Purwanto

            Dakwah dalam kontek persoalan yang kita bicarakan saat ini adalah dipandang sebagai aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman dibidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruh cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak dari manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural guna mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu (Amrullah Ahmad,1983).
            Dengan demikian, dakwah merupakan paduan antara proses normative dan proses teknis. Proses normative mengedepankan tentang adanya daerah nilai tertentu dimana proses tersebut berada, yang memberikan batasan-batasan yang jelas dalam bimbingan pelaku dakwah. Sedang proses teknis, menekankan adanya perubahan yang fundamental, dari situasi buruk ke situasi yang baik, dari negative ke situasi yang positif. Dalam dataran yang demikian itulah, dakwah diharapkan mampu mewujudkan sikap yang positip tersebut dalam kegiatan nyata dakwah. Sehingga umat Islam yang semula dipandang sebagai obyek dakwah, akan menempatkan diri sebagai subyek dakwah, paling tidak ia mampu menempatkan persoalan yang dihadapi masyarakat obyek dakwah secara keseluruhan untuk dicarikan solusi pemecahannya. Karena persoalan obyek dakwah menjadi persoalan dakwah. Inilah kenapa kita penting memahami proses dakwah, dimana proses perubahan dari yang semula sebagai obyek dakwah menjadi subyek dakwah, menjadi tujuan penting.
            Oleh karena itu, bagian penting yang menjadi persoalan yang kita soroti kali ini adalah pemahaman kita terhadap manusia dan permasalahannya. Sehingga gerakan dakwah secara umum dimulai dengan pemahaman Islam, sekaligus pemahaman terhadap manusia dan lingkungannya yang merupakan wilayah dakwah. Misalnya tidak hanya persoalan iman dan taqwa saja yang kita bicarakan, akan tetapi masalah keterbelakangan dan kemiskinan, serta bagaimana cara yang tepat untuk mengentaskan umat dakwah dari jerat ini, menjadi sangat penting dan tidak mungkin kita pisahkan dari permasalahan dakwah. Namun, prioritas permasalahan yang akan kita pecahkan perlu kita tetapkan, agar pemecahannya tidak terlalu melebar atau bahkan tidak dapat dipecahkan.
            Jadi disini pentingnya pemahaman kita tentang dibuatnya prioritas terhadap permasalahan yang dihadapi umat, yang unsure-unsurnya perlu diketahui para da’I ataupun penyuluh agama dan pengelola dakwah. Oleh karena itu, peta dakwah adalah merupakan sajian data disekitar permasalahan itu.

Unsur-Unsur Peta Dakwah
            Unsur-unsur penting untuk membuat peta dakwah, secara minimal adalah :
1.      Data (termasuk data angka) dari berbagai variable penting, meliputi antara lain :
-          Kondisi keagamaan
-          Kondisi social budaya termasuk penddidikan
-          Kondisi social ekonomi
-      Perkembangan missi lain (program, kegiatan, pendanaan, seberapa besar pengaruhnya, tokoh   penggerak, pusat kegiatan dll).
-          Perkembangan dakwah Islamiyah.
2.                           Informasi tentang keadaan khusus, misalnya tentang pemilikan tanah oleh missi lain dan digarap secara intensif untuk kepentingan missi, atau berbagai kegiatan umat untuk menopang dana dakwah dll.
3.      Peta lokasi, jika satuan analisisnya adalah desa, maka kita memerlukan secara minimal peta desa, kecamatan dan kabupaten.

Sedang unsure-unsur, dalam arti metode untuk pembuatan peta dakwah adalah :
1.                   Kartogram adalah peta lokasi yang divariasikan dengan berbagai symbol untuk memperjelas keterangan-keterangan penting sesuai dengan data yang dikumpulkan, simbul dapat berupa grafik, tanda dan bahkan warna.
2.                            Esei/Uraian yang semakin memperjelas berbagai data/informasi yang tidak dapat diterangkan oleh sekitar symbol. (Said Tahulelay, 1987).
Dengan prinsip ini, dengan melihat sekilas saja, kita bias memahami informasi tentang kondisi dakwah, dalam arti luas dilokasi tersebut. Maka betapa pentingnya peta dakwah bagi pelaksana atau pengelola dakwah. Sehingga dengan peta dakwah inilah kita bias mengidentifikasi dan menginfentarisasi permasalahan yang dihadapi umat/dakwah, untuk mencapai tujuan dakwah yang diinginkan.
          Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tugas pertama yang harus dilakukan dalam membuat peta dakwah adalah melakukan suvei untuk memperoleh berbagai data/informasi. Secara urut pembuatan peta dakwah adalah sebagai berikut :
1.      TAHAB PERSIAPAN  =========)
-          Penentuan satuan analisa
-          Perencanaan survey.
2.      SURVEI DAKWAH ==========)
3.      PEMBUATAN PETA DAKWAH  =========)
a.      Gambar Peta lokasi
b.      Memberi tanda yang menunjukkan lokasi gedung/tempat (pusat kegiatan), misalnya masjid, sekolah, rumah sakit dll.
c.       memberi tanda dengan  grafik atau warna untuk menunjukkan berbagai variable lainnya.
d.      Membuat esei/uraian seperlunya.
Selanjutnya adalah bagaimana standar dalam pembuatan peta dakwah. Disini kita nukilkan format peta dakwah, sesuai dengan standar format peta dakwah Laboratorium Dakwah Shalahuddin Yogyakarta.
 

JUDUL

Peta lokasi dengan berbagai simbul (Grafik, Warna, tanda lain).



Katerengan


Esei/Uraian


            Sedang untuk ukuran peta sangat menentukan banyaknya lembaran yang harus dibuat untuk satu set peta dakwah. Bagi peta dakwah bewrukuran folio, untuk satu set kita memerlukan beberapa lembar peta. Dan untuk peta dakwah berukuran besar, misalnya delapan kali folio, satu atau dua lembar saja sudah cukup.
            Demikian sekelumit tentang pentingnya pembuatan peta dakwah serta cara bagaimana membuat peta dakwah. Dan yang lebih penting selanjutnya, setelah kita membuat peta dakwah adalah segera kita buat perencanaan dakwah dan memulai mewujudkan rencana tersebut dilapangan. Sebab dengan peta dakwah banyak usaha dapat dikembangkan dan permasalahan umat dapat diatasi. (Dinukil dari Catatan Peta Dakwah, Said Tuhuleley, Yogyakarta)).
           

DO'A UPACARA : PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA


DOA HARI PERINGATAN  KESAKTIAN PANCASILA
Senin, 1 Oktober 2012

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، حمد الشاكرين حمد الناعمين ، حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده، يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang.
Berkat  rahmat dan kasih sayang-Mu, pada hari ini kami rakyat Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila, sebagai ucapan syukur atas nikmat-Mu yang agung. Dengan syukur kiranya Engkau tambahkan nikmat-Mu dan keberkahannya kepada bangsa dan Negara kami.

Ya Allah, dalam suasana yang khidmat ini, kami memohon kiranya Engkau jadikan peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini sebagai momentum untuk memperkuat persatuan bangsa kami, agar kami dapat berkonsentrasi dan mengerahkan seluruh tenaga, pikiran dan semua potensi yang kami miliki untuk membangun negeri ini.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah.
Tekat kami sangat kuat dan upaya kami tak pernah berhenti untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu kami membangun negeri ini. Oleh karena itu, pertolongan dan bimbingan-Mu  terus kami dambakan agar cita-cita mereka dapat kami wujudkan.

Ya Allah, berikan kepada kami dan para pemimpin kami kekuatan iman serta keteguhan hati untuk menegakkan kebenaran dan menjunjung tinggi keadilan.

Tanamkan dalam diri kami  kearifan dalam berpikir, kecermatan dalam bertindak, serta kejujuran dalam menjalankan tugas dan kewajiban, agar setiap urusan kami membuahkan hasil yang bermanfaat untuk bangsa dan Negara kami.

Ya Allah, jangan Engkau hukum kami, jika kami alpa. Jangan Engkau bebankan kepada  kami beban berat seperti yang pernah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Dan jangan pula Engkau pikulkan kepada kami sesuatu yang kami tidak sanggup memikulnya.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana
Dengan penuh harapan kami memohon kira nya engkau hindarkan bangsa dan Negara kami dari fitnah dan marabahaya. Berikanlah kepada kami kekuatan lahir batin untuk terus membangun Negara dan bangsa kami agar menjadi negara yang beriman., berakhlaq mulia, adil, makmur, dan sejahtera.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun...
Ampunilah dosa kami, dosa para pemimpin dan pendahulu kami. Jadikanlah semua kegiatan dan aktivitas kami menjadi amal sholeh dan ibadah kami.

ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم، وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار، وأدخلنا الجنة مع الأبرار ياعزيز ياغفار يارب العالمين، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم، والحمد لله رب العالمين.

Kamis, 27 September 2012

KHOTBAH JUM'AT BAHASA JAWA : NIKMATIPUN GESANG KANTHI LANDASAN AGAMI ISLAM


KHUTBAH JUM’AT BAHASA JAWA
 NIKMATIPUN GESANG KANTHI LANDASAN AGAMI ISLAM
Dening  : ANIS PURWANTO *

Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Wonten ing kesempatan Jum’at siyang sapunika, sumangga kita aturaken puja puji syukur ing ngarsa dalem Allah SWT, awit ngantos ing detik punika Alhamdulillah kanthi karunianipun Allah SWT, kita taksih kabimbing iman lan Islam sarta kesadaran kagem nindakaken kewajiban ibadah Jumat ing siyang punika. Kita nyuwun dhumateng Allah SWT mugi-mugi ibadah kita saget katampi dening Allah SWT. Sehingga kita manggih kawilujengan ing donya dumugi ing akhirat, amin ya rabbal ‘alamin. Mugia shalawat lan salam atur dumateng junjungan kita Nabi  agung Muhammad SAW, sahabat lan sedaya penderekipun, kalebet kita sedaya. Amin.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Wonten ing swasana ingkang kados punapa kemawon, sumangga kita sampun ngantos kendhat anggen kita nyuwun wonten ing ngarsanipun Allah SWT murih sampun ngantos lepas saking landasan utawi dasaring gesang kita, nun inggih iman lan taqwa dhumateng Allah SWT. Awit menggahing kita umat Islam, taqwa dhumateng Allah SWTkita yakini minangka satunggalipun margi tumuju dhateng kawilujengan geang ing donya dalah ing akhirat.
            Langkung-langkung tumrapipun kita ingkang sampun paham dhateng ener lan ancas tujuanipun agami Islam, tartamtu mbudidaya murih saya ningkat iman dalah taqwanipun, sahingga saged ngraosaken nikmatipun gesang ingkang kadasaraken agami Islam. Punapa kemawon lan kados pundi kemawon ingkang dipun ngendikakaken Allah dalah Rasulullah, wontenipun namung sendika dhawuh dalah ngestokaken punapa ingkang dipun dhawuhaken saha mbudidaya kangge ninggalaken sedaya awisanipun Allah SWT. Kasebat wanten ing Al Qur’an Surat Al Mulk ayat 2 :
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلاً۬‌ۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ (٢)
 “Allah kang ndadekakepati lan urip, awit Panjenengane ngersakake nguji marang sira kabeh, sapa ing antarane sira kabeh kang paling becik amale”.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Kanthi ayat dhawuh pangandikanipun Allah SWT punika, Allah SWT ngersakaken nguji iman dalah taqwa kita sedaya, sebab estunipun sedaya ingkang gumelar ing jagat agung punika mujudaken bahan ujian saking Allah SWT. Kita sedaya ngrumaosi bilih kita punika dipun uji dening Allah, saha mbudidaya murih kita lulus ujianipun, kanthi ngestokaken lan ngamalalen sedaya dhawuhipun Allah SWT.
            Supados kesadaran beragami punika saya dangu saya ningkat, langkung rumiyin mbudidaya ningkataken keislaman lan keimananipun. Manawi keislaman saha keimananipun sampun meningkat, ingkang lajeng dipun iringi mawi ningkatipun penghayatan dalah pengalamanipun ingkang kadasaraken ihklas, ing ngriki nembe badhe saget dipun raosaken nikmatipun gesang beragami Islam. Pramila kita lajeng mbudidaya murih iman saha taqwa kita punika saya mantep, ngrungkepi agami Islam kanthi sawetahipun.  Kadas kasebat wanten ing Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 208 :
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِى ٱلسِّلۡمِ ڪَآفَّةً۬ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَڪُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٢٠٨)
 “E wong-wong kan iman ! Sira kabeh padha mlebua ana sjrone agama Islam kanthi sampurna. Lan sira kabeh aja padha manut tingkah lakune setan. Awit satemene setan iku mungsuh kang terang terangan tumrape sira kabeh”.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Islam tegesipun penyerahan dhumateng Allah. Islam ingkang paripurna inggih punika penyerahan dhumateng Allah kanthi sawetahipun. Jiwa raga, lahir batin kita sumarah lan pasrah dhumateng Allah. Kita estokaken sedaya dhawuhipun, lan kita singkiri sedaya awisanipun. Mila ingkang kita Islamaken mboten namung jiwa raga lan lahir batin kita, nanging ugi sedaya thek kliwer ingkang wonten hubunganipun kaliyan gesang dalah pagesangan kita,  kalebet tata aturan gesang keluarga, gesang ing masyarakat, minggahipun dhateng tatanan negari.
            Masalahipun, samangke namung satunggal, inggih punika kados pundi murih kita sedaya, umat Islam punika estu-estu tuwuh kesadaranipun sahingga purun nggilut agaminipun kanthi sawetahipun. Punika mestinipun lajeng kedah wanten usaha pembinaan, sebab ajak-ajak dhumateng kesaenan punika mutlak lan wajib dipun leksanakaken, kanthi cara ingkang gampil tur saget dipun tindakaken, jer da’wah punika piyambak tegesipun ajak-ajak. Allah ngendika kadas kasebat wanten ing Surat An Nahl ayat 125 :
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِ‌ۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ‌ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ‌ۖ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ (١٢٥)
“Ajaken kabeh para manungsa iku marang dalane Allah kanthi cara kang wicaksana, lan kanthi pitutur kang becik. Lan bantahen wong wong iku kanthi cara kang luwih becik. Satemene Pengeranira iku Dzat kang paling ngawuningani marang wong kang kesasar saka dalane Allah, lan Panjenengane iku paling ngawuningani marang wong-wong kang oleh pituduhe Allah”.
            Mila pancen kasinggihan sanget, bilih kunci rahasianipun tiyang ingkang saget ngraosaken nikmatipun gesang beragami Islam punika dumunung wonten ing hidayahipun Allah SWT. Manawi satunggalipun tiyang punika sampun pikantuk hidayah, piyambakipun temtu sadar lan kanthi ihklas nindakaken sedaya aturan-aturanipun agami Islam. Wondene ingkang saged maringi hidayah punika namung Allah piyambak.
إِنَّكَ لَا تَہۡدِى مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَہۡدِى مَن يَشَآءُ‌ۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ (٥٦)  
“Satemene sira iku (Muhammad) ora bisa aweh pituduh marang wong kang kok tresnani. Nanging amung Allah kang paring pituduh marang wong kang dikersakake. Lan panjenengane iku paling ngawuningani marang wong-wong kang oleh Pituduhe Allah”. (qs. Al qhashas:56)
Makaten para sederek, selajengipun kita sampun ngantos kendhat anggen kita nyuwun hidayah dhumateng Allah SWT, sahingga saget ngraosaken kados pundi nikmatipun gesang ingkang kadasaraken aturan agami Islam ingkang sawetahipun. Bekja mulya ing donya dalah ing akhirat. amin ya rabbal alamin. *(Diambil dari berbagai buku khotbah Jum’at Bahasa Jawa).