Senin, 29 Desember 2014

KHUTBAH JUM'AT : EVALUASI DAN INSTROSPEKSI AKHIR TAHUN



KHUTBAH JUM’AT
EVALUASI DAN INSTROSPEKSI AKHIR TAHUN
oleh : Anis Purwanto
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jum’ah rokhimakumullah.
Sejenak marilah kita menghubungkan segenap jiwa dan raga kita dengan Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada kita. Sebagai wujud rasa syukur itu marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT agar kehidupan kita mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Shalawat dan salam senantisa kita aturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW.
Alhamdulillah , hari ini kita telah memasuki Tahun Baru 2015. Panjang  jalan telah kita lalui, banyak pengalaman yang kita alami, suka dan duka telah kita jalani. Kini, perjalanan kehidupan panjang terbentang didepan. Banyak harapan kita gantungkan, setinggi langit cita akan kita raih. Tapi, apapun harapan dan cita yang akan kita raih nanti, dalam situasi memasuki tahun baru seperti sekarang ini, yang kita harapkan adalah adanya perubahan kearah kebaikan dan keutamaan. Paling tidak peristiwa pergantian tahun baru dapat  kita jadikan  sarana untuk evaluasi dan instrospeksi.
Apabila dapat kita umpamakan, amal kita yang telah lalu bagaikan sebuah buku yang berisi catatan-catatan , kini telah kita tutup dengan sempurna dan siap membuka buku baru dengan catatatan-catatan baru. Dengan buku lama itu,  maka dalam mengisi lembar-lembar buku baru nanti diharapkan mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang dapat dijadikan guru yang paling baik , sehingga didalam catatan buku baru nanti hanya akan tercatat warna sejarah kehidupan yang baik saja.

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Hasyr:18). 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jum’ah rokhimakumullah.
          Malah, layaknya orang yang “bebakulan”, waktu-waktu akhir atau setelah menutup warungnya, biasanya lantas dipergunakan untuk menghitung-hitung lagi dagangannya, satu hari tadi jualannya untung apa rugi. Apabila rugi apa sebabnya, dan bila untung, untung berapa dan bagaimana caranya meningkatkan keuntungannya dihari-hari berikutnya. Demikian juga, didalam kehidupan ini, mestinya kita juga bisa menghitung -hitung amal kita salama satu tahun yang lalu, iman dan taqwa kita bertambah atau malah berkurang, kesadaran dan semangat beribadah kita meningkat atau malah melemah, banyak baiknya apa salahnya. “Barang siapa hari ini kehidupan dan amalnya lebih baik dari pada hari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini kehidupan dan amalnya sama dengan yang kemirin, maka dia termsuk orang yang merugi (tertipu). Dan barang siapa yang kehidupan dan amalnya hari ini lebih jelek dari pada hari kemarin, maka dia termasuk orang yang dilaknati oleh Allah SWT”.
          Karenanya, menghitung-hitung amal sangat besar manfaatnya, terutama bagi kita yang mempunyai niat adanya peningkatan  disegala bidang, baik urusan dunia apalagi dalam urusan keakhiratan.
وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ كَأَن لَّمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا سَاعَةً۬ مِّنَ ٱلنَّہَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيۡنَہُمۡ‌ۚ قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِلِقَآءِ ٱللَّهِ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ
“Dan ( ingatlah ) akan hari ( yang di waktu itu ) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu ) seakan-akan meraka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di siang hari ( di waktu itu) meraka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan meraka tidak mendapat petunjuk”. (QS. Yunus:45).

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jum’ah rokhimakumullah.
          Ayat tersebut kemudian bisa kita jadikan pedoman untuk mengukur dan menghitung bagaimana iman, ilmu dan amal kita. Sebab hidup ini menurut perhitungan Allah hanya “sesaat saja di siang hari” (illa ngatam minan nahari).  Hidup di dunia ini apabila dibandingkan dengan hidup kita di akhirat kelak, hanya “sekejab” waktu yang hanya cukup untuk saling berkenalan di waktu itu. Oleh karena itu setelah mengetahui bahwa hidup ini hanya “sakkeclapan” saja, maka semestinya kemudian kita segera bergegas memikirkan amal yang dapat membawa kebaikan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.
          Sebetulnya semua kita sudah sama-sama mengerti bahwa semua amal kebaikan itu baik, baik menurut pandangan manusia maupun menurut pandangan Allah. Namun terkadang karena kurangnya kesadaran, kebaikan itu menjadi terlewatkan, sebab dianggap tidak penting, tidak ada manfaatnya, apalagi bia di ukur secara materi, waktu yang dipergunakan untuk beribadah merasa terbuang sia-sia. Akan tetapi meski bagaimanapun juga, bila kita mau jujur,  kita ini masih mempunyai iman, mempunyai keinginan agar ibadah kita khusuk, shalat kita tidak “gothang”. Pendek kata, kita ingin melaksanakan semua perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
          Mestinya kita telah bisa menilai diri sendiri, juga terhadap semua amal, baik yang berkaitan dengan urusan dunia ataupun keakhiratan, sudah berhasil apa belum, sudah membawa manfaat apa belum. Hasil dari perhitungan itulah yang akan kita jadikan modal utama di dalam melangkah ke depan. Sebab, meski sedikit kita yakin bahwa kita telah berbuat kebaikan dan itu pasti ada manfaatnya bagi hidup dan kehidupan kita. Semua itu mesti disyukuri, karena kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menapaki tahun 2015 ini.
          Inilah pentingnya mengapa kita melakukan evaluasi dan instrospeksi kepada apa yang telah kita lakukan, tentunya evaluasi tersebut kita tujukan kepada diri kita sendiri. Artinya, amal usaha kita yang lalu itu kita evaluasi terus sepanjang masa, agar supaya amal usaha kita diwaktu-waktu yang akan datang menjadi lebih baik dan lebih sempurna dibandingkan amal usaha diwaktu yang lalu. Sebab kita hanya berkewajiban berusaha dan berdoa, perkara berhasil atau belum, amal kita diterima oleh Allah apa ditolak, itu adalah hak Allah.
          Sekali lagi, mumpung kita masih dipertemukan kembali dengan tahun baru 2015, mulai sekarang kita lantas “segera” merubah kekurangan kearah kebaikan, demi kesempurnaan diwaktu-waktu yang akan datang. Evaluasi dan istrospeksi ini menjadi sarana untuk memperbaiki kekurangan dan menyempurnakan yang telah baik.  Sehingga diharapkan kita menjadi orang-orang yang beruntung.
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ يَكۡسِبُونَ
“Jika seandainya penduduk negeri itu sama beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, akan tetapi jika mareka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa meraka disebabkan perbuatannya”. (QS.Al A’raf : 96).

Dan akhirnya kita meyakini dengan sesungguhnya bahwa agama mempunyai peran penting yang mampu mempengaruhi individu, masyarakat, bangsa dan Negara dalam mencapai cita-citanya, bahagia di dunia dan di akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.