Jumat, 06 Juli 2012

PERINGATAN ALLAH


PERINGATAN ALLAH
Oleh : Anis Purwanto

            Ada dua peringatan Allah, yang telah diberikan kepada kita umat manusia. Peringatan itu sering kita alami dan kita ketahui. Dua peringatan itu yakni peringatan yang tersurat, berupa Wahyu Allah yang tertulis didalam Al-Qur’an dan peringatan Allah yang tersurat, baik yang berupa fenomena dan kejadian yang tergelar dijagat raya. Bahkan peringatan Allah melalui fenomena alam ini justru lebih sering kita alami. Salah satu dari peringatan itu adalah adanya bencana alam, yang apabila dilihat dari kaca mata keyakinan agama, bencana alam itu tidak hanya karena fenomena alam saja akan tetapi secara tersirat adanya peringatan Allah untuk manusia. Allah memang menunjukkan kemaha dahsyatan-Nya. Agar manusia menyadari bahwa ia adalah mahkluk yang lemah dan tidak berdaya. Malah Allah lah yang berhak mempunyai sifat sombong , meskipun Allah tidak mempunyai sifat sombong dan angkuh seperti kebanyakan mahkluk, akan tetapi Allah mempunyai sifat welas asih untuk semua mahkluk-Nya. Namun justru mahkluk-Nya yang mengabaikan semua perintah dan senang melanggar semua larangan-Nya.
            Menitik peringatan Allah lewat fenomena alam berupa banyaknya bencana alam yang dialami oleh bangsa Indonesia akhir-akhir ini, sudah sepantasnya apabila umat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia mulai kini memperbanyak perenungan, instrospeksi dan mempertajam pemahaman  dan kesadaran akan ekssistensi diri sebagi mahkluk Allah. Karena kejadian bencana alam sekarang ini, terjadi tidak lima tahunan sekali seperti banjir besar di DKI Jakarta, tidak setiap tahun, tidak stiap bulan sekali bahkan tidak seminggu sekali akan tetapi terdengar hampir setiap hari. Kita baca saja mulai stunami Aceh, gempa bumi, gunung meletus, kemarau panjang, banjir , angin puting beliung, kebakaran, lumpur Lapindo sampai kejadian kecelakaan trasnportasi yang bertubi-tubi, baik di darat, laut dan udara. Yang kesemuanya membawa kerugian dan kesengsaraan yang luar biasa bagi umat manusia, baik yang berupa materi maupun jiwa.
            Peringatan Allah lewat kejadian dan bencana alam ini yang sebetulnya justru sangat langsung dirasakan oleh umat manusia. Karenanya, kesadaran kemanusiaannya  mestinya segera terlihat kearah yang lebih positip.  Misalnya kita mengetahui dan menyadari bahwa Al-Qur’an itu wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, namun sering kita belum sadar dengan sebenar-benarnya bahwa Al-Qur’an itu petunjuk dan perintah Allah yang harus kita laksanakan. Kita juga sering mengetahui bahwa melaksanakan perintah Allah itu hal yang baik, tetapi sering tidak dilaksnakan. Ia tahu bahwa yang mungkar dan melanggar aturan Allah itu jelek, tetapi sering melanggarnya. Kita tahu kepada kematian, tetapi terkadang kita tidak sadar apabila disaat yang telah ditentukan nanti kita akan mati.
            Peringatan Allah yang mesti dialami oleh seluruh manusia adalah al mau (mati). Peringatan  Allah ini sebenarnya sangat efektif untuk numbuh suburkan kesadaran imaniyah manusia. Sebab tidak seorangpun mahkluk Allah yang luput dari mati. Hanya waktunya saja yang tidak dapat diketahui. Tak pandang bulu, tidak memandang usia. Mulai dari yang masih balita, muda sampai yang telah berumur tua,  mau tidak mau harus berangkat, kapanpun ada panggilan harus siap.
            Sehubungan dengan peringatan Allah lewat mati ini ada cerita fiktif yang agaknya boleh kita cermati bersama. Ada satu ceritera ada orang yang mengatakan bahwa ia sudah kenal dengan Malaikat pencabut nyawa “Isroil”. Namun tidak diceriterakan bagaimana caranya ia kenal dengan Malaikat maut. Apa lewat mimpi, lobi-lobian, apa lewat bocoran soal, tidak ada yang kasih tahu rahasianya. Namun dari pengakuannya ia sudah tidak kuwatir lagi menghadapi maut.  Sebab hopingnya saja malaikat maut, ia tahu apabila disaatnya nanti dia akan dikasih kabar oleh malaikat maut itu. Oleh karena itu ia nanti bisa mempersiapkan diri, misalnya beribadah dengan baik, memperbanyak shodaqoh dan infak, mengerjakan semua kebaikan, persiapan  ‘uba rampe’ pemakaman, seperti kain kafan, peti jelazah yang berukir indah, sampai mempersiapkan lubang yang dibangun gedung berlapiskan baja, sehingga jasadnya nanti tidak dimakan oleh rayap atau cacing tanah.
            Tetapi, disaat yang telah ditentukan Allah tiba, Malaikat maut mendatangi ia untuk mencabut nyawanya. Dengan datangnya Malaikat maut yang tiba-tiba, ia kaget seperti disambar gledek disiang hari. Padahal ia belum mempersiapkan kesemuanya, belum beribadah, mempersiapkan  ‘uba rampe’ pemakaman juga belum. Malah surat wasiatpun belum ditulis. Kok Malaikat maut sudah datang. Ia berkata : Lo anda kan sudah kenal saya, bahkan sudah saya anggap kroni saya, akan nyabut nyawa saya kok tidak kasih kabar terlebih dahulu ?. Malaikat maut menjawab : Sudah. Saya sudah memberi tahu dan memperingatkan kamu. Kemarin saya memperingatkan kamu lewat bencana stunami di Aceh, Gempa Bumi di Yogya, tenggelamnya kapal Levina I, hilangnya Adam Air dan semua penumpangnya, terbakarnya Garuda di Yogya, matinya si Fulan tetanggamu kemarin pagi. Itu peringatan Allah untuk kamu. Dengan sangat menyesal akhirnya ia menghadap Allah tanpa membawa sangu  yang pantas. “Sebenarnya sebaik-baik peringatan itu yang diberikan oleh Allah untuk kamu”, (QS. An-Nisa’:58).
            Peringatan Allah lewat al maut juga bisa kita lihat dari memahami sejarah Islam, dari kisah dikabarkannya Bahwa Nabi Muhammad SAW wafat,  disaat itu Umar Bin Khotob mendengan bahwa Rosululloh wafat tidak percaya, malah sangat murka, Umar sambil menghunus pedang berdiri di depan Masjid Nabawi,beliau berkata : Siapa yang mengatakan bahwa Rosulullah wafat akan saya tebas kepalanya.  Berbeda dengan Abu Bakar, mendengar bahwa Rosulullah wafat segera beliau ke rumah Nabi. Beliau mengetahui dengan yakin bahwa Nabi Wafat, dengan sangat tabah dan sabar baliau berkata : Wahai Rasulullah, sungguh harum paduka di saat hidup dan di saat wafat. Berita wafatnya Rasulullah dikabarkan ke seluruh umat Islam, “ Hai umat Islam, apabila kamu menyembah Nabi, sekarang Nabi telah wafat, akan tetapi apabila kamu menyembah Allah, dia kekal abadi”.
            Membaca dari sekian peringatan Allah yang sering dan akan  dialami oleh umat manusia dijagat raya ini, kunci dari semua ini hanya kepada sampai mana kadar kesadaran umat manusia. Sebab pemahaman yang didasari ilmu yang tinggi saja tidak cukup, tanpa didasari oleh kesadaran imaniyah yang tinggi. Dan untuk numbuh kembangkan kesadaran pribadi bisa kita mulai dari pemahaman dan penghayatan Al-Qur’an dan Sunah Nabi, sebab keduanya merupakan sumber pemahaman yang utama. Sehingga dengan pemahaman yang didasarkan akan Wahyu Al-Qur’an dan As-Sunah itu pasti benar adanya. Tidak tercampuri oleh pemahaman-pemahaman lain yang justru menjadi terhalangnya semua kebaikan. Dan yang lebih penting,  sudah siapkan kita menghadapi kepastian Allah itu ?. (Wallahu  ‘alam).

           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar