Sabtu, 02 Juni 2012

SHOLAT KHUSUK


SHOLAT KHUSUK
Kunci Sukses dan Kemenangan
Oleh : Anis Purwanto
 
Sholat adalah kegiatan ibadah wajib yang dilakukan umat Islam minimal 5 kali sehari semalam. Bahkan Rasulullah tidak cukup hanya dengan mengerjakan sholat 5 waktu ia menambahkan dengan sholat sunat rawatib sebelum dan sesudah sholat wajib, sholat tahajud atau sholat malam,sholat Dhuha dan sholat sunah lainnya. Bahkan Rosulullah SAW didalam mengerjakan sholat sampai kaki beliau bengkak. Dan ketika istri Rasulullah SAW ditanya bagaimana model sholat beliau, dijawab secara deplomatis “lama dan khusuknya jangan ditanya”. Artinya sholat beliau tersebut sangat khusuk dan sangat tumakninah. Lalu yang menjadi pertanyaan kita adalah apakah kekuatan yang terkandung dalam sholat itu, hingga Rasulullah begitu mengutamakan mengerjakan sholat dalam kesehariannya ?.
Memang sebagian besar umat Islam menganggap sholat hanya sebagai satu kegiatan ritual yang harus dikerjakan setiap hari. Banyak diantara umat Islam yang mengerjakan sholat namun tidak merasakan manfaat sholat selain dari letih dan lelah, bahkan ada diantara mereka yang mengerjakan sholat dengan malas dan menganggap kegiatan sholat hanya membuang waktu saja. Jika mereka memahami sebenarnya dalam ritual sholat terdapat kekuatan maha dahsyat yang dapat memberi kekuatan kepada mereka dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan.
Orang yang melakukan sholat dengan tepat dan benar niscaya dapat merasakan kekuatan dahsyat yang muncul sebagai efek dari pelaksanaan sholat tersebut. Energi dahsyat yang muncul dari pelaksanaan sholat yang khusuk dan benar memberi kekuatan dan kemudahan bagi seseorang dalam menghadapi berbagai masalah didunia ini. Allah menjamin kemenangan dan keberhasilan bagi orang yang khusuk dalam sholatnya, sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 1-2 :



Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang   khusuk dalam shalatnya”. (Al Mukminun :1-2)

Mengenai bagaimana cara meraih shalat khusuk memang banyak sekali kiat-kiatnya, namun secara umum cara awal yang sering kita lakukan adalah dengan cara memahami apa yang kita baca dalam shalat tersebut. Ini memang membutuhkan pembelajaran. Agar kita tidak hanya umak-umik, hewes-hewes tapi tidak paham artinya. Namun menurut Imam Ghazali memberikan kiat lain diantaranya dengan persiapan hati. Hadapkan hati kepada Allah dan kosongkan dari segala kesibukan yang melelahkan. Sebagai contoh yang paling sederhana adalah ketika kita takbiratul ihram ALLAHU AKBAR, yang artinya Allah Maha Besar. Maka disaat itu, yang lain haruslah kita anggap kecil. Segala sesuatu selain Allah adalah kecil, maka hanya Allah yang Maha Besar. Segala kesibukan apapun adalah kecil, yang besar hanyalah Allah.
Dari sisi dhohir Imam Ghazali menyarankan agar disaat shalat hendaknya dijauhkan dari pandangan yang mengganggu. Misalnya kain yang dipakai untuk shalat, tempat sujud, baju, seyogyanya dihindarkan dari warna-warni gambar dan tulisan yang mengganggu. Dan ini susah memang. Sebab model sajadah yang kita pakai sekarang ini banyak yang bergambar, meskipun gambar masjid atau gambar ka’bah sekalipun. Namun sedikit banyak pernik-pernik yang ada disajadah tersebut justru dapat mengganggu imajinasi dan konsentrasi shalat kita. Belum disaat kita shalat berjamaah di masjid, ada jamaah yang memakai kaos bergambar dan bertuliskan macam-macam dipunggung, yang ini sangat mengganggu jamaah yang berada dibelakang. Apalagi jika kita shalat di tanah lapang dengan beralaskan koran, yang kebetulan disitu ada gambarnya Luna Maya atau Cut Tari. Apa kata hati kita disaat shalat. Bisakah kita shalat dengan khusuk ?.
Yang jelas shalat khusuk itu perlu latihan terus. Bahkan latihannya bisa seumur hidup kita. Hari ini kita belum bisa shalat dengan khusuk, besuk kita coba lagi shalat dengan khusuk, dan begitu seterusnya. Sampai kita benar-benar bisa mengerjakan kewajiban itu dengan khusuk. Sambil terus berdoa, semoga diberi kekhusukan oleh Allah. Karena yang menguasai hati kita adalah Allah, yang mbolak mbalik hati kita juga Allah. Selain memang niat kita harus ikhlas. Shalat itu hanya untuk Allah, bukan untuk selain Allah. Ini harus kita teguhkan diawal niat. Bukankah kita semua sedang menghadap Allah, layak dan sopankah jika kita menghadap Allahtanpa sepenuh jiwa dan hati. Padahal ketika kita mengucapkan takbir, sejak awal shalat maupun pergantian gerakan shalat, mestinya kita menyadari betapa seluruh totalits selain Allah itu ditakbiri. Sehingga sang hamba fana’ total dalam Baqo’Nya Allah. Sebab sebenarnya Allah tidak membutuhkan shalat kita, tetapi kitalah yang membutuhkan Allah melalui shalat. Karena itu shalat itu harus hanya untuk Allah. Allah tidak butuh disembah, tetapi kita yang bergantung kepadaNya membutukanNya secara total.
Shalat itu bukan sebagai kerangka jalan menuju hakekat, tetapi shalat itu adalah perintah Allah, bukan untuk kepentingan Allah tetapi demi kepentingan kita sendiri, karena cinta dan kasih sayang Allah Yang Maha Agung kepada kita. Jadi salah besar bahkan sesat kalau ada pandangan yang mengatakan bahwa shalat itubjalan menuju kepada Allah. Sebab jika kita sudah ketemu dan menyatu dengan Allah, berarti kita sudak tidak perlu lagi shalat. Karena kalau kita masih shalat berarti masih mondar-mandir dijalan, belum ketemu dengan Allah. Inilah pemikiran sesat dan menyesatkan umat Islam.
Bagaimana energi dahsyat itu bekerja ?, mengapa banyak orang yang sholat tidak pernah merasakan keberadaan energi yang dahsyat itu? Hal ini dikarenakan kita shalat baru sekedar mengerjakan, gugur kewajiban, belum kepada bagaimana shalat yang kita kerjakan itu memberi dampak positip dalam kehidupan sehari-hari. Sebab energi yang dahsyat ini hanya dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh orang yang khusuk dalam shalatnya ,"Amal pertama yang dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalat. Dan barangsiapa yang baik (diterima) shalatnya, maka baik (diterima) pula segala amalan yang lain, dan barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala amalan lainnya” (HR Thabarani).
Inilah kekuatan yang menjadikan mengapa begitu besar manfaat shalat yang kita laksanakan. Shalat menjadi tolak ukur  bahkan menadi kunci diterima tidaknya semua amal kita. Semakin baik “khusuk” shalat kita semakin besar peluang diterimanya semua amalan kita kelak. Hal ini menjadi indikasi akan suksesnya kehidupan kita di dunia dan di akhirat. “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yang khusuk dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna” (QS.Al-Mu’minun). 
Sedang untuk mendapatkan shalat yang khusuk, kita paling tidak harus mengenal kekuatan utama yang ada didalam diri manusia untuk mengenal mekanisme kerja energi tersebut, yang antara lain kekuatan fikiran dan hati manusia, kekuatan hukum ketertarikan serta kekutan imajinasi dan visualisasi. Sebab Allah telah menjadikan manusia dengan sempurna, melebihi mahluk lainnya dimuka bumi ini. Sebab Allah menempatkan kekuatan utama manusia di dalam otak dan dada mereka. Akal dan fikiran yang terdapat didalam otak, dan hati yang terdapat didalam dada merupakan kekuatan utama manusia yang menyebabkan manusia memiliki kelebihan dibandingkan mahluk lainnya.Islam adalah agama sempurna, yang semua ajarannya memberi manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi pemeluknya.                                   
Bahkan para ahli membagi fikiran yang berpusat pada otak ini menjadi dua, yaitu fikiran sadar dan fikiran bawah sadar. Fikiran sadar pada belahan otak sebelah kiri bertugas menghitung, menganalisa, mengevaluasi situasi dan keadaan yang dialami kemudian mengambil keputusan apa tindakan yang harus dilakukan. Fikiran bawah sadar pada belahan otak sebelah kanan bertugas antara lain mengendalikan saraf motorik yang menggerakan fungsi organ tubuh seperti denyut jantung, kedipan mata, keluar masuk nafas, peredaran berbagai enzym dan cairan dalam tubuh. Menyimpan memori ingatan kejadian masa lalu. Menyimpan ilmu dan keterampilan. Menyimpan Citra diri. Merasakan keindahan seni dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari hari ternyata fikiran bawah sadar berperan jauh lebih besar daripada fikiran sadar. Fikiran bawah sadar menguasai 88% dari kehidupan manusia sedang fikiran sadar hanya menguasai 12%. Beberapa perananan dan fungsi fikiran bawah sadar dalam kehidupan manusia antara lain
  • Fikiran bawah sadar merupakan blueprint kehidupan seseorang
  • Kiprah seseorang dibatasi oleh batasan yang ada didalam fikiran bawah sadarnya
  • Fikiran bawah sadar negatif akan menarik berbagai kejadian buruk kedalam kehidupan seseorang, yang menyebabkan berbagai kesulitan dan penderitaan pada orang tersebut
  • Fikiran bawah sadar positip akan menarik berbagai kejadian baik kedalam kehidupan seseorang yang menyebabkan kesuksesan dan berbagai keberuntungan pada orang tersebut.
  • Fikiran bawah sadar membentuk citra diri positip atau negatif pada diri seseorang
  • Setiap orang akan mejalani kehidupan sesuai dengan gambaran mental yang tertanam dalam fikiran bawah sadarnya.
  • Gambar mental fikiran bawah sadar cenderung untuk menjelma kedalam kehidupan nyata seseorang
Karena itu didalam shalat yang khusuk peranan niat menjadi sangat central. 
Agama mensyaratkan niat sebagai kontrol nilai, apakah ia berada dalam kesadaran ihsan atau tidak, sehingga kadang kala Allah menegur kita saat beribadah: mengapa kita melakukannya dengan pikiran terpecah “riya’ . Niat kita terkadang berubah pada waktu berlangsungnya ibadah kepada Allah. Misalnya pada saat kita melakukan shalat, ditengah kita bersujud ternyata pikirar tidak turut bersujud malah melayang jauh menuju angan-angan.
Dari uraian masalah kesadaran atau niat dalam terminology fiqh di atas, terlihat perbedaan makna dari istilah niat dengan makna yang sudah terlanjur beredar dalam masyarakat. Padahal kita ketahui bersama, bahwa didalam melaksanakan sebuah ibadah harus didahului dengan niat.  Apakah niat itu hanya pada awal suatu perbuatan, sebagai syarat sahnya perbuatan tersebut, atau berniat itu adalah melakukan perbuatan dengan penuh kesadaran sepanjang perbuatan itu berlangsung.                                                    
Namun yang pasti kekuatan yang maha dahsyat yang akan muncul dari pelaksanaan shalat yang kita laksanakan dengan sempurna, yakni shalat dengan lebih mantap, shalat sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi “shalatlah sebagaimana kamu mengetahui aku shalat”, shalat yang memiliki nilai lebih agung (shalat berjamaah) dan shalat yang mempunyai nilai lebih nikmat (shalat dengan khusuk). Wallahu a’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar