Senin, 17 September 2012

TUGAS MUSLIM


TUGAS MUSLIM
Oleh : Anis Purwanto

            Islam menghendaki pemeluknya supaya menganut agama dengan keseluruhan (totalitas), tidak setengah-setengah, lahir dan batin, dengan penuh keimanan dan ketaqwaan yang meliputi jasmani dan rokhani. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kedalam agama dengan keseluruhan” (QS Al Baqarah :208). Islam memerintahkan kepada setiap orang yang beriman untuk masuk kedalam agama Islam dalam seluruh kegiatan hidupnya. Dengan kata lain setiap kegiatan hidup hendaknya selalu merupakan ajang pengabdian diri kepada Allah semata, bukan karena yang lain. Prof.Dr. Hazairin SH dalam “Hendak Kemana Hukum Islam”, Islam digambarkan sebagai menundukkan semua lapangan hidup lahir dan batin manusia kepada kemauan ilahi. Ungkapan itu sangat dalam arti dan maknanya, yaitu menghendaki setiap muslim didalam setiap langkahnya selalu mencari tempat pertemuan dengan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT.
            Sehubungan dengan itu, jika diamati suasana Islam di bumi Indonesia sekarang ini, maka akan timbul sebuah pertanyaan, “Sejauh mana suasana Islam yang terwujudkan, jika dikaitkan dengan segi kualitas umat Islam”?. Sebab kalau dilihat dari segi kwantitas, Islam di Indonesia adalah mayoritas. Maka potensi sebagai umat yang mayoritas ini seharusnya dapat dipergunakan sebagai modal dasar dan mempunyai kekuatan yang luar biasa besarnya terhadap semua gerak “Dakwah Islamiyah”. Sebagai upaya membentuk pribadi yang “amanu sholikhah” dalam keseluruhan (kaffah). Dengan mayoritas ini pula, maka sudah sepantasnya kalau umat Islam telah menampakkan cirri khas sebagai diri seorang muslim dan atau sebuah komonitas muslim, yang berkebudayaan Islam dalam kehidupan sehari-hari atau dengan kata-kata yang lebih mentereng “Mengislamkan masyarakat dan memasyarakatkan Islam”. Namun apa yang Nampak dihadapan kita belum terwujud sepenuhnya.
            Dapat kita ambil contoh yang sangat sederhana, yaitu mengucapkan salam jika bertemu sesama muslim “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuuh”. Hal ini dapat kita amati dimana-mana, disekeliling kita. Ucapan salam nampaknya telah menjadi kebudayaan nasional, dan dapat dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan adakalanya diucapkan oleh seorang non muslim.
            Sedang jika diteliti ucapan salam itu, disamping memang dianjurkan oleh agama Islam kepada pemeluknya, “Bersalamlah orang yang lebih muda terhadap yang lebih tua, orang yang lewat kepada orang yang dilewati, kelompok yang sedikit kepada kelompok yang lebih banyak”, juga mengandung arti yang sangat dalam dan tinggi nilainya. Hal ini akan tampak jelas jika ditelusuri dan dikaitkan dengan macam-macam bentuk ucapan selamat di dunia. Maka salam itu merupakan alat pemersatu umat Islam dimanapun tempatnya, diseluruh pelosok bumi tanpa menghiraukan warna kulit baik itu hitam, putih, kuning atau sawo matang. Tidak menghiraukan waktu, baik itu pagi, siang atau malam. Setiap muslim akan mengucapkan “Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh” atau dengan kata yang pendek “Assalamu ‘alaikum”. Maka dengan demikian akan jelas tampak adanya keseragaman dan kesatuannya.
            Dan lebih jauh lagi, jika diamati salam itu merupakan salah satu petunjuk bagi seseorang yang menggambarkan pada pengertian cirri-ciri agama Islam. Islam adalah agama cinta damai. Hal yang demikian itu tercermin dari makna salam itu sendiri, dimana setiap muslim bila bertemu dan mengucapkan salam, maka berarti mereka saling do’a mendo’akan dalam keislaman dan dalam kasih saying Allah SWT.
            Demikian contoh kecil dan sederhana dari ajaran Islam, yang sebetulnya setiap pemeluk agama Islam dapat melaksanakan, jika betul-betul diperhatikan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan membuahkan hikmah dan tujuan yang agung. Dari salam ini pula dapat dipergunakan sebagai sarana pemersatu umat. Sehingga Islam benar-benar merupakan agama yang rahmatan lil ‘alamin. Inilah sebetulnya tugas muslim, sebagai upaya penyelesaian segala macam knflik yang dialami umat Islam d Indonesia. Dengan salam “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuuh” kita ini saudara se iman dan se agama.

Di Pundak Muslim.
            Tugas muslim semua tanpa kecuali, untuk menjadikan muka bumi ini dalam suasana kehidupan Islam yang sesungguhnya, dengan kata lain menjadi tugas umat Islam untuk menggenggam agama Islam, mengamalkan dan menyebarkan samapai yang sekecil-kecilnya. Kalau bukan kita, lalu siapa ?.
            Sangat tidak masuk akal jika tugas suci dan mulia ini dibebankan kepada orang lain. Sedang diketahui orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang melihat seseorang sehingga seseorang tersebut masuk mengikuti agama mereka, “Orang-orang Yahudi dan nasrani tidak akan senang kepadamu sehingga kamu mengikuti agama mereka”. (QS.Al-Baqarah:120).
            Untuk mencapai tujuan yang mulia tersebut, sangat diperlukan iman dan keihklasan yang dalam pada setiap muslim untuk berdakwah, amar makruf nahi mungkar, menyebarluaskan, mengajarkan agama Islam ini dengan tidak mengenal berhenti. sehingga umat Islam tidak hanya kuantitas tapi juga yang berkualitas, baik iman, amal dan ilmunya (Imtaq dan Imtek).
            Nabi Muhammad SAW mengajak seluruh umatnya untuk menyampaikan ajaran agama Islam itu tanpa kecuali, bahkan tidak ketinggalan juga orang yang hanya mengetahui ajaran Islam itu dalam satu ayat (satu pengertian tentang ajaran Islam), maka dia dituntut untuk menyampaikan pada orang lain. “Sampaikan apa yang kau dapat dari aku meskipun itu hanya satu ayat”.
            Adapun untuk menarik atau mengajak seseorang itu Allah telah memberikan tuntunan dasar yang harus dipegangi bagi setiap da’I, “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan berdialoglah dengan cara yang baik”. (QS. An-Nahl:125). Metode dakwah itu kemudian oleh para ahli di bidang ilmu dakwah dijabarkan kedalam beberapa metode yang memudahkan bagi para da’I didalam menjalankan aktivitas dakwah. Kita akui bahwa metode merupakan unsure dakwah yang sangat penting, untuk mengantarkan kepada tujuan yang akan dicapai. Inilah tugas muslim yang sangat mulia, kapan saja dan dimana saja, pria-wanita. Bahkan upaya yang minimpun dapat dilakukan, apabila seorang muslim mengetahui adanya tindak kemungkaran. Meskipun upaya minim yang sering disebut sebagai “bil qolbi” itu satu upaya pamungkas, manakala keterbatasan ilmunya, kemampuannya atau karena tidak adanya “power”. sehingga bil qolbi dikatakan sebagai upaya yang “adz ‘aful iman”.

Metode Teladan atau demonstrasi.
            Metode keteladanan ini juga disebut “direct method”, yaitu penyampaian dengan jalan memberikan teladan langsung, sehingga orang mudah tertarik untuk mengikuti kepada apa yang akan diserukan, yang direalisasikan melalui sikap, gerak gerik, ucapan dan tindakan. Sehingga secara langsung kita melaksanakan dakwah, yang terus menerus, sepanjang kita masih tetap dianggap merupakan “umat yang sebaik-baik dari kamu”.
            Nabi Muhammad SAW sendiri dalam menyampaikan ajaran agama Islam dihiasi dengan perangai luhur, “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur”. (QS. Al Qolam:4). Cara inilah yang sangat berkesan bagi pengikut-pengikutnya, bahkan dapat menarik mereka yang mula-mula membenci beliau. Sehingga berubah dari yang dulu musuh dan benci Islam, jadi cinta dan menjadi perisai Islam. Menyerahkan diri kepada Allah dan RasulNya dengan menjalankan semua perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Dulu membenci Rasulullah kemudian bertekuk lutut dengan memeluk agama Islam, karena budi pekerti beliau yang menarik hati. Seperti masuknya Du’sur kedalam agama Islam lantaran terpesona dari sifat pemaaf Rasulullah kepada musuhnya telah tidak berdaya lagi, disamping itu merupakan hidayah yang dicurahkan kepada mereka.
            Demikian tugas muslim dari sekian banyaknya tugas, yang harus diemban oleh setiap muslim. Jika setiap muslim itu benar-benar kembali kepada ajaran Islam dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mampu memberi teladan yang baik bagi kaumnya sebagai awal dari jiwa dakwah Islamiyah. Maka api dakwah tidak akan padam. Dan insya Allah tujuan Islam akan terwujud, dan tercapailah kebudayaan Islam di muka bumi. Wllahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar