Sabtu, 15 September 2012

KECENDERUNGAN MANUSIA


KECENDERUNGAN MANUSIA
Oleh : Anis Purwanto

            Manusia adalah puncak ciptaan dan mahkluk yang tertinggi (QS.95:4, 17:70), tanpa manusia penciptaan alam tidak bermakna. Dengan penciptaan manusia sebagai mahkluknya yang tertinggi di muka bumi, manusia berkedudukan sebagai kalifah/wakil Allah (QS.2:30), yang tugasnya adalah untuk membangun/memakmurkan bumi (QS 11:61). Oleh karenanya urusan dunia telah Allah serahkan kepada manusia atau dengan kata lain manusia mengemban amanah Allah. Dan seberapa jauh amanah Allah itu disampaikan untuk kemakmuran umat manusia.
            Berbicara tentang manusia, merupakan pembicaraan yang tidak ada ujungnya dan telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Namun jawaban yang didapat belum dapat memuaskan hati. Sebab masih banyak rahasia yang terungkap, justru karena penciptaan manusia teramat istimewa, bila dibandingkan dengan penciptaan mahkluk Allah yang lain, sekalipun Jin dan Malaikat. Sesuatu yang membuat manusia menjadi manusia bukan hanya perbuatan dan beberapa sifat yang melekat padanya. Melainkan sesuatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja, yaitu fitrah. Fitrah membuat menusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran atau hanif (QS. 30:30). Ini adalah suatu bentuk awal dari manusia yang oleh Allah disebut fitrah atau kodrat. Sebagai cikal bakal kesediaan menerima kebenaran Islam yang dibawa sejak kelahiran, atau dengan kata lain setiap insane lahir pada hakekatnya memiliki sifat murn, yaitu yang secara kodrati memiliki kecenderungan untuk mencari dan mengenal Allah, interaksi dengan alam lingkungannya yang dapat mengubah/membelokkan kecenderungan tersebut.
            Sifat suci (fitrah) yang diciptakan Allah untuk manusia itu ialah kesediaan menerima tauhid dan agama Islam. Adapun pada kenyataannya terjadi penyimpangan terhadap fitrah manusia itu setelah mengenal dunia, karena menemukan lingkungan yang tidak ramah (godaan) serta adanya ketidak harmonisan potensi fitrah manusia.
            Hakekat kodrat fitrah dan yang memiliki moral relegius tersebut merupakan kehendak jiwa yang melekat dari hati nurani, yang dapat mendorong kepada ketundukan dan kesadaran jiwa untuk melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah. Tidak mungkin terjadi kontradiksi dari hati nurani yang suci itu (fitrah). Tetapi kemungkinan besar bias terjadi adanya kegiatan yang tidak searah dengan kehendak hati nurani (Allah). Hal itu karena adanya keterlibatan nafsu yang menguasai diri manusia dan lingkungan.
Kemerdekaan Manusia dan Fungsi Kekalifahan.
            Sesungguhnya manusia secara takdir diberi tiga macam keistimewaan oleh Allah, Yakni sebagai kebebasan atau sebagai kemauan yang bebas untuk melakukan apa saja. Maksudnya, pertama : Kesadaran, yaitu kesadaran diri yang tidak dipunyai mahkluk-mahkluk lain. Hanya al insane saja yang mampu untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Kedua : Kebebasan untuk memilih dan kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan terhadap apa yang dikerjakan. Ketiga : Daya cipta dan kreativitas manusia. Manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadikan kalifah Allah di muka bumi. Tidak pernah gelar yang sangat mulia itu diberikan kepada mahkluk ciptaan Allah selain manusia. Karena itu manusia diciptakan oelh Allah, memang dipersiapkan untuk mampu memikul amanah Allah diatas bumi ini (QS. 33:27). Tetapi tetap berpredikat sebagai hamba Allah yang memikul tugas dari Allah, wajib meleksanakan semua perintah Allah (ibadah) dan menegakkan keislaman (Dakwah Islamiyah). Upaya manusia melakukan tugasnya itu, tidak terlepas dari berbagai kendala dan berbagai macam rintangan yang menghadang di tengah jalan.
            Gangguan yang dihadapi dalam menjadikan Islam sebagai wawasan, pandangan dan keyakinan hidup pada hakekatnya ada dua macam. Pertama : Batu sanding yang dihadapi didalam menegakkan kalimah Allah (tauhid), adalah pandangan hidup yang berintikan syirik. Kedua : Dalam upaya menegakkan tauhid (dakwah Islamiyah), mendapat hambatan badai yang dihembuskan oleh faham sekuralistik, dengan kecenderungan mengendorkan prinsip-prinsip moral ilahiyah, terutama yang dating dari Negara barat. Bahkan dengan budaya modern yang dihembuskan lewat berbagai kebudayaan ala barat itu, hampir memporak-porandakan generasi muda Islam. Bahkan, kita saat inipun terasa dalam kancah Internasional, bagaimana liciknya upaya barat memecah belah dan berupaya menenggelamkan Islam dari muka bumi ini.
Hakekat Dakwah Islamiyah
            Islam adalah agama dakwah, dan diperintahkan bagi umat manusia. Kemudian menjadi sebuah pengertian dakwah Islam artinya mengajak dan menyerukan kepada Islam. Esensi dakwah dalam sosio cultural adalah mengadakan dan memberi arah perubahan. Mengubah masyarakat dan budaya dari kedholiman kearah keadilan, kebodohan kearah kemajuan yang semuanya dalam rangka kearah kemajuan dan peningkatan derajat manusia dan masyarakat kearah puncak kemanusiaan (taqwa).
            Dalam Islam, kewajiban dakwah telah jelas (QS. Ali-Imran:104,110) dan An Nahl:125). Pada dasarnya merupakan kewajiban setiap pemeluknya sebagai perwujudan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Jadi dari sini sudah terbayang sekaligus tentang tujuan dakwah yaitu memasyarakatkan ajaran Islam. Sehingga tercipta kemakmuran hidup agar manusia menjalani hidup yang bahagia di dunia dan di akhirat.
            Manusia sebagai pelaksana dakwah yang secara oprasional, fungsi hakekat kekhalifahan itu dimanifestasikan sebagai pemakmur bumi, dengan mewujudkan kegiatan-kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan, baik yang mengenai alam maupun masyarakat. Tetapi hidayah hanyalah dari Allah, artinya manusia dengan segala potensi yang dimilikinya berkedudukan sebagai pengemban amanah Allah. Namun sejauh mana terbukanya pintu keadaran manusia, sebagai penerima amanah, agar hidup benar-benar tidak menyimpang dari ajaran Allah. Itu merupakan hak dan wewenang Allah. Dengan demikian ada hakekat yang terkandung dalam penyelenggaraan dakwah Islam yaitu pengembalian manusia dalam fitrah. Wllahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar