Senin, 21 Maret 2016

KONSEP DAKWAH



KONSEP DAKWAH
Catatan : Anis Purwanto
A.   Arti dakwah  secara khusus :
1.    Kata dakwah berarti panggilan, seruan atau ajakan. Mengajak seseorang atau sekelompok orang untuk memeluk agama Islam.
2.    Pelaku dakwah disebut da’i.
3.    Dakwah tidak hanya dilakukan dengan tabligh.

B.   Arti Tabligh.
1.  Kata tabligh berarti menyampaikan ajaran Islam kepada seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan agar orang atau kelompok orang itu bersedia memeluk agama Islam demi kebaikan mereka di dunia dan keselamatan di akhirat nanti.
2.    Pelaku tabligh disebut muballigh.
3.    Tabligh bagian dari dakwah.

C.   Arti dakwah secara luas.
1.    Upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam atau untuk mewujudkan ajaran Islam kedalam kehidupan yang nyata, bias bermakna :
-       Pembangunan kwalitas sumber daya manusia.
-       Pengentasan kemiskinan.
-       Memerangi kebodohan dan keterbelakangan.
2.    Penyebar luasan rahmat Alloh, sebagai rahmatan lil alamin.
3.    Proses untuk mengubah kehidupan manusia, atau masyarakat darikehidupan yang tidak Islami menjadi suatu kehidupan yang islami.
4.    Mengajak kepada kebaikan (yad ‘u-na ila al-khoir), memerintahkan kepada yang ma’ruf (ya’ muru-na bi al ma’ruf) dan melarang dari yang mungkar (yanhauna ani al munkar).
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ‌ۗ
“Kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”.(QS. Ali Imran : 110).

D.   Bentuk Dakwah jaman Nabi.
1.    Melalui lesan (dakwah bi al-lisan). Pertama kepada istrinya,  keluarganya dan teman-teman dekatnya.
2.    Melalui tulisan, dilakukan nabi dengan cara mengirim surat yang berisi seruan, ajakan atau panggilan untuk menganut agama islam kepada raja-raja dan kepada kepala pemerintahan dari Negara-negara jazirah Arab.
3.    Melalui perbuatan (dakwah bil al-hal) dengan merintis dan mempraktekkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

E.   Dimensi Dakwah.
1.    Dimensi kerisalahan :  merupakan tugas rasululloh untuk menyeru agar manusia lebih mengetahui, memahami, menghayati (mengimani) dan mengamalkan Islam sebagai pandangan hidup.

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ‌ۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُ ۥ‌ۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ
“Wahai rasul ! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang kafir”.(QS. Al-Maidah : 67).
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٌ۬ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ‌ۚ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ
“Dab hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.(QS. Ali-Imran : 104).

2.    Dimensi kerahmatan : untuk mengaktualisasikan Islam  sebagai rahmat jalan hidup yang menggembirakan, memudahkan dan menyejahterakan bagi umat manusia.
وَمَآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا رَحۡمَةً۬ لِّلۡعَـٰلَمِينَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”.(QS. Al-Anbiya’ : 107).

3.    Dimensi kesejarahan : upaya untuk mengaktualkan peran kesejarahan manusia beriman dalam memahami dan mengambil pelajaran masa lalu untuk kepentingan mempersiapkan masa depan yang gemilang.

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman ! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwallah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Hasyr : 18).

F.    Methode dakwah secara umum.
1.    Methode  dakwah.
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِ‌ۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik”.(QS. An-Nahl : 125).
a.    Methode bil hikmah : menyampaikan dakwah dengan terlebih dahulu mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar serta mendalam orang atau masyarakat yang menjadi sasarannya :
-       Umat ijabah yaitu individu dan masyarakat yang telah masuk Islam (umat islam).
-       Umat dakwah yaitu individu dan msyarakat yang belum masuk Islam.
b.    Methode mau ‘idhoh hasanah : memberi kepada jiwa orang atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah islam dengan cara-cara yang baik seperti :
-       Dengan member : nasehat, pengajaran, contoh teladan yang baik.
-      Dengan sifat dakwah : memudahkan (taysir), menyenangkan/menggembirakan (tabsyir).
c.    Methode mujadalah billati hiya ahsan : bertukar pikiran dengan cara-cara terbaik yang dapat dilakukan, sesuai dengan kondisi orang-orang dan masyarakat sasaran dakwah.
2.    Dakwah sebagai alat untuk melakukan perubahan individu atau masyarakat dari kehidupan  yang belum islami menjadi kehidupan yang islami
3.    Sifat dakwah :
-       Korektif;
Selalu mengoreksi kecenderungan perkembangan masyarakat yang makin menjauh atau bahkan bertentangan dengan tatanan Islam, baik yang menyangkut tata nilai maupun tata kehidupan.
-       Panduan :
Karena dakwah itu berarti membimbing atau memandu gerak masyarakat kea rah tatanan masyarakat yang Islami.
-       Integratif :
Karena dakwah berfungsi sebagai suatu pendorong perkembangan masyarakat.

                                     (di ambil dari berbagai tulisan : Dakwah Kultural ).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar