Kamis, 02 Agustus 2018

KHUTBAH JUM’AT : NEGERI MAKMUR DENGAN PENDUDUK BERIMAN DAN BERTAQWA


KHUTBAH JUM’AT
NEGERI MAKMUR DENGAN PENDUDUK BERIMAN DAN BERTAQWA
Oleh : ANIS PURWANTO

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kepada kita semua nikmat-Nya. Mulai dari nikmat kesehatan, kesempatan dan nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, yang telah membawa manusia dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang yaitu Islam.
Sebelumnya saya wasiatkan kepada diri saya sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala. Karena hanya dengan ketaqwaan kita akan dapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Tabiat manusia pasti menginginkan kebahagiaan dalam kehidupannya. Entah kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dan semua yang dilakukan manusia pasti akan diarahkan kepada tercapainya tujuan tersebut . Bahkan sebuah negeri pun tentunya bertujuan untuk membahagiakan rakyatnya. Bahkan apa yang dijanjikan oleh para politisi, kita menginginkan terwujudnya “ekonomi kerakyatan, anti neo-liberalisme”. Dan lain-lain. Intinya adalah menginginkan sebuah kesejahteraan.
Akan tetapi kita juga harus mengetahui bahwa syarat untuk menjadi sebuah negeri menjadi negeri yang diberkahi Allah SWT adalah dengan iman dan taqwa. Karena, banyaknya para sarjana pertanian tidak menjamin pertanian makin baik, banyaknya para ekonom tidaklah menjamin membawa suatu negeri menjadi maju ekonominya. Bahkan jikalau,  rakyat telah melahirkan para pakar-pakar di segala sektor kehidupan pun tidak menjamin kemakmuran sebuah negeri, jika di negeri tersebut menyebar kemaksiatan, kesyirikan dan kemungkaran. Jadi,  kemakmuran dan kemajuan suatu negeri dilihat dari ketaqwaan penduduknya kepada Allah SWT.
Sungguh indah sebuah negeri yang penduduknya taat kepada Allah SWT, negeri yang Allah juluki dengan negeri yang baldatun toyyibatun wa rabbul ghofur, negeri yang baik dan allah mengampuninya. Dalam al-qur’an , Allah SWT kisahkan negeri tersebut dalam Surat Saba’ ayat 15-16 :
لَقَدۡ ۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ۬كَانَ لِسَبَإٍ۬ فِى مَسۡكَنِهِمۡ ءَايَةٌ۬ وَشِمَالٍ۬ۖ كُلُواْ مِن رِّزۡقِ رَبِّكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۚ ۥ بَلۡدَةٌ۬ طَيِّبَةٌ۬ وَرَبٌّ غَفُورٌ۬ (١٥) فَأَعۡرَضُواْ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡہِمۡ سَيۡلَ ٱلۡعَرِمِ وَبَدَّلۡنَـٰهُم بِجَنَّتَيۡہِمۡ جَنَّتَيۡنِ ذَوَاتَىۡ أُڪُلٍ خَمۡطٍ۬ وَأَثۡلٍ۬ وَشَىۡءٍ۬ مِّن سِدۡرٍ۬ قَلِيلٍ۬
 “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Rabb) ditempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan) . Makanlah dari rizki yang (dianugerahkan) rabb kalian dan bersyukurlah kamu kepada-nya. (Negerimu)  adalah negeri yang baik dan (Rab kalian) adalah Rabb yang Maha pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsel (sejenis pohon cemara) dan sedikit dari pohon Sidr (sejenis pohon  bidara)”.

Kemakmuran negeri saba’ diceriterakan bahwa saking makmurnya , seorang ibu berjalan dibawah pepohonan yang berbuah. Diatas kepalanya terdapat keranjang, kemudian berjatuhan ke dalam keranjangnya itu buah tersebut hingga penuh, hingga ia tidak memetik sendiri buah itu. Digambarkan saking banyaknya buah, yan masak-masak dan sangat bagus.
            Bahkan mereka tidak mendapatkan lalat, kutu busuk dan hama tanaman, karena hawa yang baik, lingkungan yang nyaman  berkat pertolongan Allah SWT kapada mereka, agar mereka mentauhidkan Allah dan beribadah kepada-Nya.

Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Kemudian mereka berpaling dari meng-esakan Allah SWT, tidak lagi beribadah dan bersyukur kepadanya atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada mereka, bahkan mereka beribadah kepada matahari, yang kemudian Allah SWT datangkan kepada mereka banjir yang besar,    air melimpah ke lembah-lembah dan melibas segala yang dilaluinya, berupa bangunan, tumbuhan  dan sebagainya. Karena itu air tidak lagi mengairi pohon-pohon tersebut. Pohon-pohon tersebut berbuah pahit dan pepohonan banyak durinya. Semua itu karena keingkaran, kesyirikan, serta pendustaan mereka kepada Allah SWT.
Dan tentunya, bencana yang lebih parah dari semua musibah adalah bencana akhlak dan jiti diri sebagai seorang muslim. Hilangnya ahklak yang islami adalah musibah yang paing parah, sebab dari sinilah timbulnya berbagai persoalan dan penyakit  kemasyarakatan. Bila kita potretkan untuk kondisi tersebut di negeri kita secara keseluruhan, dan secara khusus pada lingkungan kita . Hal ini tentunya dapat kita hindari ,apabila penduduk negeri kita yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tetep beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Berbagai bencana yang sering melanda negeri ini, mungkin sebagai peringatan kepada kita agar kita kembali ke jalan lurus, agar kita mau mengikuti aturan dan perintah allah SWT. Sebab Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi, jikalau penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagaima termaktub dalam Surat Al-A’raf ayat 96 :

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ يَكۡسِبُونَ

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka  sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”.
Maka seperti inilah seharusnya setiap orang beriman benar-benar memberikan perhatian besar terhadap apa yang sudah dan yang kita lakukan, bahkan dalam mempersiapkan diri dan mengumpulkan bekal untuk menghadapi hari yang kekal dan abadi itu. Karena hakekatnya, hari inilah masa depan manusia yang sesungguhnya. “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Harapannya, kita selalu  dapat memperbaharui kembali komitmen iman dan taqwa kita, kepada Allah SWT.  
Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari banjir perusak iman dan taqwa, yang menjerumuskan kepada kesesatan bahkan kekufuran dan kemusyrikan. Dan semoga Allah meneguhkan iman dan taqwa kaum muslimin yang setia mengikuti petunjuk Rasulullah SAW di manapun berada. Bahagia di dunia dan di akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin. 
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar