Selasa, 15 November 2016

KHUTBAH JUM’AT : HAKEKAT HIDUP MANUSIA



KHUTBAH JUM’AT
 HAKEKAT HIDUP MANUSIA
Oleh : ANIS PURWANTO

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Dalam suasana yang sangat membahagiakan di hari Jum’at ini, saudara sudah sepantasnya apabila kedamaian hati kita sepenuhnya tertuju kehadirat Allah SWT, sembari bermunajat kepada-Nya, kita manfaatkan ketulusan dan keihklasan untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Sikap dan prilaku taqwa itu hendaknya kita realisasikan dengan cara yang sadar melakukan segala yang diperintahkan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sekaligus dalam diri kita ada kemauan keras dan iktikat baik untuk meninggalkan segala bentuk larangan Allah SWT, walau dalam bentuk sekecil apapun. Dengan suatu harapan, apa yang kita lakukan ini akan mengantarkan diri kita untuk memperoleh ridho-Nya kelak, baik ketika hidup di dunia maupun keridhoaan kelak, kita di akhirat.
Allah SWT menciptakan mahkluk-Nya dari jenis manusia ini dalam keadaan sebaik-baik bentuk, yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya seperti panca indra dan akal fikiran yang sempurna. Kesemuanya itu dimaksudkan agar manusia mampu memanfaatkan potensi atas kelebihan dan kesempurnaannya itu untuk memperoleh kemaslahatan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Dalam pandangan Al-Qur’an, bahwa seseorang yang dikatakan baik, berkualitas, bermartabat dan cerdas adalah mereka yang mampu untuk memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya itu, serta mampu menggunakan akal fikirannya untuk merenungkan tentang hakekat hidupnya di dunia ini. Karena sesungguhnya dengan mengenal hakekat hidup, kita akan mampu merumuskan tujuan  hidupnya, sekaligus akan berhati-hati dalam bertindak diarena kehidupan ini, agar kita tidak menyimpang dan tersesat, serta apa yang kita kerjakan tidak bertentangan dengan hakekat hidup yang dijalani. Jika kita mau mencermati pesan-pesan suci yang terdapat dalam Al-Qur’an, maka kita akan dengan mudah menangkap sesuatu mutiara pelajaran tentang hakekat hidup manusia. Pesan suci tersebut diantara lain :
Pertama, bahwa hakekat hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pada setiap jengkal hidupnya, seluruh bentuk aktifitas hidup manusia haruslah berorientasi dan bernilai ibadah. Karena sesungguhnya itulah tujuan Allah SWT menciptakan manusia di dunia ini. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Surat Ad-Dzariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Nya”.
            Namun demikian, hakekat hidup manusia agar ia selalu beribadah kepada Allah SWT, pada saat sekarang ini nampaknya mulai tidak dipandang penting oleh sebagian dari kita umat manusia, karena sebagian dari kita mulai menitik beratkan dan mementingkan aktifitas yang berkenaan dengan kemewahan duniawiyah, mengesampingkan dan memandang remeh urusan yang bersifat ukhrawiyah. Padahal Allah SWT telah mengingatkan kepada kita sekalian agar jangan sampai terlena terhadap buaian duniawiyah, yang dapat melupakan tugas-tugas keakhiratan.
            Kedua, bahwa hakekat hidup di dunia ini adalah untuk mengembangkan potensi dirinya. Agar mereka dapat mengemban amanat kekhalifahan di mika bumi yang dipercayakan Allah kepada kita. Demi mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia, sesuai peran kita masing-masing. Hal ini seperti yang ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30 :

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬‌ۖ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: sesungguhnya Aku akan menjadikan seseorang khalifah di muka bumi”.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Pesan-pesan Al-Qur’an, mengandung suatu makna bahwa hendaknya kita mampu memanfaatkan potensi diri kita serta potensi kekayaan alam untuk tujuan-tujuan kemaslahatan dan kemakmuran manusia seluruhnya. Khususnya didalam mengeksploitasi kekayaan alam, Allah sangat membenci segala bentuk eksploitasi yang hanya dimanfaatkan oleh sekelompok tertentu atau untuk golongan tertentu. Apalagi dengan dalih menjalankan fungsi kekalifahan, mereka mengeksploitasi potensi alam dengan sangat rakus, mengeruk kekayaan alam dengan semena-mena dan sangat dholim, sehingga akhirnya potensi alam kita menjadi hancur, yang pada gilirannya sangat merugikan kemaslahatan hidup, mendatangkan bencana dan musibah yang melanda umat manusia di mana-mana.
            Sesungguhnya umat manusia saat ini perlu instrospeksi dan bercermin diri, bahwa banyaknya musibah dan bencana alam, banyaknya peristiwa bencana alam yang memakan banyak korban, pada hakekatnya adalah akibat ulah tangan manusia yang kelewat batas dalam mengelola kekaayaan ala mini. Allah SWT telah mengingatkan dalam firman-Nya yang tertuang dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan didaratan dan dilautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Maka Allah menimpakan azab kepada mereka sebagai akibat dari perbuatannya, agar mereka mau kembali kejalan yang benar”.
            Ketiga, bahwa hakekat hidup manusia di dunia adalah untuk berjuang demi tegaknya sendi-sendi amar makruf nahi mungkar, dalam komunitas kehidupan manusia, sesuai dengan kemampuan dan potensi diri kita masing-masing. Karena berjuang demi tegaknya amar makruf nahi mungkar, merupakan prasyarat tegaknya nilai-nilai kebajikan, kebenaran serta nilai keadilan dan terjaminnya rasa aman serta damai dalam kehidupan umat manusia, yang pada gilirannya akan dapat mengurangi terjadinya bentuk-bentuk kemungkaran. Berjuang demi tegaknya amar makruf nahi mungkar, memang merupakan misi pokok yang harus diemban oleh segenap kita umat Islam. Karena hakekatnya kita tidak akan mampu meraih sesuatu martabat dan prestasi yang mulia sebagai khaira umah, apabila potensi amar makruf nahi mungkar yang kita miliki tidak dilaksanakan dengan baik.
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ‌ۗ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”.
            Disamping itu hadirin jamaah Jum’ah rakhimakumullah, keberuntungan dan kemuliaan hidup kita baru akan dapat diraih, manakala kita mampu mengaktualisasikan secara baik misi amar makruf nahi mungkar ditengah-tengah kehidupan, sehingga kita lebih bermanfaat, lebih bermartabat karena diwarnai oleh nilai-nilai kebajikan, serta terhindar dari bentuk-bentuk kemungkaran dan kedzaliman.
            Demikian khotbah singkat disiang hari ini, semoga bermanfaat, dan selanjutnya kita mohon kepada Allah SWT, semoga kita terhindar dari segala bencana dan kerugian akibat dari eksploitasi diri dan kekayaan alam kita yang berlebihan. Selamat di dunia dan di akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar