Kamis, 27 Juni 2013

MEWUJUDKAN KEBERKAHAN HIDUP



KHUTBAH JUM’AT
MEWUJUDKAN KEBERKAHAN HIDUP
Oleh : ANIS PURWANTO

Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Segala puji atas limpahan karunia Allah yang tak pernah habis-habisnya kita rasakan dan nikmati. Sebagai ungkapan rasa syukur kita,  marilah kita perbaiki hubungan kita dengan Allah SWT dengan meningkatkan kualitas iman dan taqwa, menjadikan setiap gerak dan langkah kita mencari keridhoaan Allah semata.  Shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah SAW, teladan umat semesta, panutan dalam merealisasikan ketaqwaan dalam kehidupan nyata, dalam bermasyarakat dan bernegara.
Dari mimbar Jum’at ini, kita mengajak kepada kita sekalian untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Peningkatan iman yang terus dilakukan dengan peningkatan amal shaleh. Karena derajat kemuliaan seorang hamba di sisi Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya.
إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa”. (QS. Al Hujarat: 13).

Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Masyarakat yang berkah adalah masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan maksiat. Sebaliknya masyarakat yang penuh dengan dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masyarakat yang rentan. Ibarat tubuh penuh dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan. Maka ia tidak lagi produktif dan bahkan tidak bisa diharapkan darinya ada kebaikan. Keberkahan suatu masyarakat itu mempunyai syarat khusus yang telah dipatok oleh Al-Qur’an. Sehingga dengan mewujudkannya akan terwujudlah masyarakat yang mendapatkan keberkahan. Sebagaimana firman Allah SWT yang termaktup dalam Surat Al A’rof :96 :

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ يَكۡسِبُونَ
 “Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. 

            Ketika kehidupan berjalan secara sinergis antara unsusr-unsur pendorong dan pengekangnya, dengan bekerja di bumi sambil memandang ke langit, terbebas dari hawa nafsu, menghambakan diri dan tunduk kepada Allah. Berjalan dengan baik menuju ke arah keridhoaan Allah, maka sudah tentu kehidupan model ini akan diliputi dengan keberkahan, dipenuhi dengan kebaikan dan dinaungi dengan kebahagiaan.
            Berkah yang diperoleh bersama iman dan taqwa adalah berkah yang meliputi segala sesuatu. Bahkan yang terdapat di dalam jiwa, dalam perasaan, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Juga berkah yang mengembangkan kehidupan dan meninggikan mutunya dalam setiap waktu.
            Tuntutan keberkahan yang dapat diambil dari tuntunan ayat diatas adalah merealisasikan keimanan dalam keseharian, meningkatkan ketaqwaan dalam setiap amalan. Maka sebaliknya, hal-hal yang akan menghilangkan keberkahan itu adalah karena mendustakan agama Allah, kemudian terperosok ke dalam kubangan kemaksiatan.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Ada beberapa bahaya dan pengaruh dosa terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat yang akan membawa pada hilangnya keberkahan, yang antara lain adal;ah :
Pertama, adalah dosa dapat memperlemah kesadaran akan keagungan Allah dalam hati. Seseorang yang penuh dengan dosa-dosa tidak akan lagii bersungguh-sungguh mengagungkan Allah. Kaki akan terasa malas dan berat untuk melangkah ke masjid dan menghadiri pengajian. Badan terasa sulit untuk bangun pada waktu fajar melaksanakan shalat subuh. Telinga tidak suka lagi mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, lama kelamaan hati menjadi keras seperti batu bahkan bisa lebi keras dari pada itu. Maka ia hilangkan rasa sensitive terhadap suatu dosa, tidak bergetar lagi hatinya ketika keagungan asma Allah disebut. Allah berfirman sebagaimana termaktub dalam Surat Al-Baqarah :74 :

ثُمَّ قَسَتۡ قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٲلِكَ فَهِىَ كَٱلۡحِجَارَةِ أَوۡ أَشَدُّ قَسۡوَةً۬

 “Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi”.
Yang kedua, dosa membuat seseorang tidak mempunyai rasa malu. Seseorang yang terbiasa berbuat dosa, lama-kelamaan tidak merasa berdosa lagi. Bahkan ia tidak merasa malu berbuat dosa didepan siapapun. Bila rasa malu hilang akan hilanglah kebaikan. Kebalikannya bahwa semakin kuat rasa malu dalam diri seseorang maka akan semakin menyebar dirinya pada kebaikan.
Dan yang ketiga, adalah dosa akan menghilangkan keberkahan dan nikmat serta menggatikannya dengan bencana. Hal ini  dikisahkan oleh Allah dalam surat Al-Ankabut :40.

فَكُلاًّ أَخَذۡنَا بِذَنۢبِهِۦ‌ۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِ حَاصِبً۬ا وَمِنۡهُم مَّنۡ أَخَذَتۡهُ ٱلصَّيۡحَةُ وَمِنۡهُم مَّنۡ خَسَفۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ وَمِنۡهُم مَّنۡ أَغۡرَقۡنَا‌ۚ وَمَا ڪَانَ ٱللَّهُ لِيَظۡلِمَهُمۡ وَلَـٰكِن ڪَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara ada yang ditimpa suara kera yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merelah yang menganiaya diri mereka sendiri”.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Kesimpulan yang dapat kita tarik dari keterangan singkat ini adalah, bahwa tidak mungkin individu yang kotor, yang hidup di alam dosa, akan melahirkan masyarakat yang baik. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk membangun masyarakat yang bersih dan beradab, penuh dengan nuansa tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, yang jauh dari kerja sama dalam keburukan dan dosa, adalah hanya dengan kembali bersungguh-sungguh mentaati Allah dan mengagungkan-Nya. Kembali kepada dasar tuntunan agama Islam, yakni Al-Qur’an dan As Sunah, dengan berupaya mengerjakan semua perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, serta tidak melupakan untuk saling peduli dan saling mengingatkan sesama.
            Semoga Allah menjadikan masyarakat dan bangsa kita bangsa yang mendapat keberkahan, mengumpulkan kita dalam umat Rasulullah yang terbaik dan terjauh dari ketergelinciran ke dalam jurang kemaksiatan. Amin ya rabbal ‘alamin.


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar