Kamis, 21 September 2017

KHUTBAH JUM’AT



KHUTBAH JUM’AT
TAHUN BARU : 1 MUHARAM 1439 HIJRIYAH
Oleh : Anis Purwanto
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jum’ah rokhimakumullah.
Sejenak marilah kita menghubungkan segenap jiwa dan raga kita dengan Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada kita. Sebagai wujud rasa syukur itu marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT agar kehidupan kita mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Alhamdulillah , Kemarin kita telah memasuki Tahun Baru Hijriyah 1 Muharan 1439. Panjang  jalan yang kita lalui, banyak pengalaman yang kita alami, suka dan duka telah kita jalani. Kini, perjalanan kehidupan panjang terbentang didepan. Banyak harapan kita gantungkan, setinggi langit cita akan kita raih. Tapi, apapun harapan dan cita yang akan kita raih nanti, dalam situasi memasuki tahun baru seperti sekarang ini, yang kita harapkan adalah adanya perubahan kearah kebaikan dan keutamaan. Paling tidak peristiwa pergantian tahun baru dapat  kita jadikan  sarana untuk evaluasi dan instrospeksi.  Sebab,  peristiwa hijriyah ini mengandung banyak nilai yang perlu kita kenang dan kita kembangkan dalam rangka pembinaan diri dan pembangunan umat, sekarang dan yang akan datang.  Sebab Hijrah yang berarti meninggalkan, berpindah atau berubah, adalah perbendaharaan umat yang paling bersinar. Hijrah adalah semanat perubahan yang tak kenal henti. Ia bagaikan ombak samodra yang terus menerus menggempur pantai. Hijriyah adalah etos kerja untuk meraih cita-cita dan kedudukan mulia (maqomam mahmudah). Hijrah adalah pedang kelewang yang akan menebas segala kegelapan, kebodohan, kemiskinan dan kebatilan. Dengan semangat hijriyah itu pula, kita akan mengubah nasib dan melepaskan topeng buruk yang menutupi keindahan wajah dan jati diri.
Akan tetapi, hijrah tidaklah berdiri sendiri. Hijrah adalah senyawa iman dan kesungguhan :
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٲلِهِمۡ وَأَنفُسِہِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِ‌ۚ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡفَآٮِٕزُونَ
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”. (QS At Taubah:20).
Ma’asyiral Muslimin rokhimakumullah.
            Iman, hijrah dan jihad adalah rumus sukses untuk meraih tujuan.  Kini, peristiwa hijrah yang didalamnya tersimpan suatu kebijaksanaan sejarah atau sunatullah, agar membuka tutup mata kita untuk senantiasa mengambil hikmah, meneladani dan mentransformasikan nilai-nilai dan ajaran Rasulullah SAW dalam konteks kekinian.
Pertama, adalah transformasi keummatan. Bahwa nilai penting atau missi utama hijrah Rasulullah beserta kaum muslimin adalah untuk menyelamatkan nasib kemanusiaa. Betapa serangkaian peristiwa hijrah itu, selalu didahului oleh fenomena penindasan dan kekejaman. Dan tujuan dari hijrah, dalam visi Al-Qur’an itu, agar manusia dapat mengenyam kebebasan. Jadi tidak semata-mata perpindahan fisik, melainkan lebih dari melibatkan hijrah mental-spiritual, sehingga mereka memperoleh kesadaran baru bagi keutuhan martabatnya. Maka halangan, hadangan, tipu daya bahkan ancaman pembunuhan dapat dihadapi, demi terwujudnya tatanan masyarakat berdasarkan moral utama (makarimal akhlaq), suasana tenteram penuh persaudaraan dalam pluralitas (ukhuwah) dan mengedepankan misi penyejahteraan rakyat (al-maslahatul al-ra’iyah), dan mengharap rahmat  Allah SWT :
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَرۡجُونَ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ‌ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalah Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Al-Baqarah:218).
Kedua, adalah transformasi kebudayaan. Hijrah dalam konteks ini telah mengentaskan masyarakat dari kebudayaan jahili menuju kebudayaan Islami, yakni mengembalikan keutuhan moral dan martabat kemanusiaan secara universal (rahmatan lil alamin). Sebab martabat atau hak-hak asasi, yang merupakan pundamen utama suatu kebudayaan .
Ketiga, adalah transformasi keagamaan. Transformasi inilah, yang didalam konteks hijrah, dapat dikatakan sebagai pilar utama keberhasilan dakwah rasulullah. Dimana Rasulullah selalu mengedepankan ukhuwah.
            Demikianlah Islam, mengajarkan kepada kita prinsip hijrah yang pada dasarnya bertujuan untuk kebaikan dunia dan akhirat kita, yakni hijrah yang terkait dengan situasi, kondisi dan keadaan, seperti hijrah dari situasi jahiliyah yang mendominasi system dan gaya kehidupan (life style) kita, kondisi dimana kemungkaran dan kemaksiatan merajalela, sebagai akibat system jahiliyah yang diterapkan, dan dalam kondisi penjajahan modern dan dominasi asing dalam berbagai lapangan kehidupan. 
            Hijrah adalah solusi dari berbagai kondisi pahit. Hijrah adalah jalan kemerdekaan dari belenggu dan penjajah system jahili. Karena hijrah adalah system nilai yang datang dari Allah, maka hijrah tersebut akan bernilai di mata Allah dan menghasilkan berbagai manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
Ma’asyiral Muslimin rokhimakumullah.
            Karenanya, ditengah laju jaman yang melesat cepat ini , nilai hijrah tetap relevan bagi umat Islam, sampai kapanpun dan dimanapun.
وَمَن يُہَاجِرۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُرَٲغَمً۬ا كَثِيرً۬ا وَسَعَةً۬‌ۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُ ۥ عَلَى ٱللَّهِ‌ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا
 “Dan barang siapa berhijrah dijalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rizki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudia kematian menimpanya , maka sungguhpahalanya telah ditetapkan disisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (QS An-Nisa’ ayat 100).
            Semoga kita ditetapkan sebagai seseorang yang selalu berkeinginan untuk berhijrah dijalan Allah SWT, demi meraih sukses dunia dan akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar