Selasa, 18 Desember 2012

PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM


PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Anis Purwanto

            Kebudayaan modern didominasi oleh ilmu pengetahuan dan tehnologi yang secara realitas berkat kemajuan tersebut terjadilah perubahan social yang menyangkut seluruh bidang kehidupan. Perubahan social yang hanya berprinsip pada aspirsi baru akan menciptakan krisis identitas yang fatal. Maka didalam proses perkembangannya diperlukan adanya visi spiritual dan cultural yang diharapkan mampu menjadi kompas kearah kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengoreksi kecenderungan negative dari ilmu pengetahuan dn tehnologi. Sehingga perubahan social tersebut tidak sekedar masyarakat berubah melinkan mempunyai tendensi kearah kemajuan unsure inovasi dan kondisi yang lebih baik dari pada masa-masa sebelumnya ilmu pengetahuan dan tehnologi tersebut muncul dalam bentuk-bentuk yang membawa kemaslahatan.
            Problematika pendidikan diabad modern sekarang ini semakin kompleks, sejajar kompleksnya dengan problem social dewasa ini, tidak ketinggalan di dunia pendidikan Islam. Bahkan tidak sedikit persoalan-persoalan itu muncul sebagai tantanagan atas eksistensi pendidikan Islam. Dalam masalah ini kemudian timpul satu pertanyaan dalam benak kita mampukah pendidikan Islam menjawab persoalan-persoalan ini ?. Sementara itu dalam konteks Indonesia kita selaku umat Islam terus menerus diuji dengan berbagai persoalan domestic yang merata disemua lini kehidupan, mulai idiologi, politik, ekonomi, social dan budaya sampai kepada pertahanan dan keamanan. Bahkan kita tidak boleh lengah sedikitpun terhadap adanya usaha-usaha pemurtadan melalui institusi pendidikan. Kita masih ingat bagaimana alotnya pengesahan Sistem Pendidikan Nasional yang baru, berkaitan dengan kuatnya penolakan sebagian warga masyarakat termasuk sebagian umat Islam sendiri. Padahal itu hanyalah baru langkah setapak dari umat Islam untuk memberi peran agama dalam pendidikan dari sekian panjang jalan perjuangan yang harus ditempuh oleh umat Islam.
            Jalan yang dilalui oleh umat Islam didalam memberikan peran dalam upaya mencerdaskan bangsa sungguh sangat jelas, sebab konsep dan metode pendidikan Islam telah lahir sejak masa Rasul Allah. Pendidikan Islam sejak awal berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dasar filsafat pendidikan Islam adalah untuk mengarahkan keselamatan manusia di dunia dan di akhirat. Oleh karenanya umat islam bersikap tekas terhadap usaha-usaha pendangkalan akidah atau bahkan pemurtadan secara sistematis terhadap anak-anak muslim melalui institusi pendidikan (sekolah). Wajar bila umat Islam menghendaki bahwa “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”. Padahal kalau kita mau bersikap jujur, sesungguhnya keinginan tersebut telah sesuai benar dengan amanat UUD 1945, khususnya pasal 31 ayat 1 ; “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan system pendidikan nasionalyang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahklak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa’.
            Gagasan-gagasan yang berusaha untuk mempersempit ajaran Islam menjadi ajaran akhirat semata adalah suatu yang sangat membahayakan pada kebesaran agama Islam itu sendiri. Akibat yang paling ringan adalah akan terjadi desakralisasi Islam. Ajaran Islam hanya berfungsi sebagai hiburan. Agama Islam bukan lagi sebagai tuntunan melainkan sebagai tontonan yang diperlukan pada saat merasa membutuhkan. Seorang muslim hanya akan bisa dilihat ketika ia berada di dalam masjid, sedang pada saat diluar masjid tidak bisa lagi dilihat ciri-ciri kemuslimannya. Bahkan akan lebih bangga apabila memakai etika bebas yang dikirim oleh orang-orang barat yang jelas-jelas menghendaki pemisahan dunia dan akhirat.
            Namun semua ini tergantung pada umat Islam sendiri, Rasulullah hanya mewariskan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman hidup, yang bersifat universal, sehingga hanya memberikan prinsipnya saja. Oleh karena didalam menjawab persoalan yang dihadapi dunia pendidikan Islam, perlu kita perhatikan prinsip pendidikan Islam; Pertama, sebagai usaha sadar membina, membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik, baik forman maupun non formal. Pendidikan adalah ihtiar manusia dalam rangka membantu pengembangan dan mengarahkan fitrah manusia agar bisa berkembang secara maksimalsesuai tujuan yang dicita-citakan. Usaha pendidikan harus bertujuan meningkatkan iman dan taqwa, tujuan yang bersifat oprasional disusun berdasarkan perkembangan jaman dan kemaslahatan hidup yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sehingga adanya keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ.
            Kedua; azas pendidikan Islam adalah pendidikan seumur hidup (long life education) berdasarkan fitrah manusia, “Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat”. Bahkan disaat menghadapi sakaratul maut manusia perlu dididik sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Ajarilah orang yang akan mati dengan kalimat laa ilaaha ilallah”.
            Ketiga; setiap orang berhak memperoleh pendidikan. Adapun penanggung jawab pendidikan adalah keluarga, masyarakat dan pemerintah. Menurut ajaran Islam, sangat diprioritaskan bidang muamalah dan ubudiyah, yang tidak lepas dari tugas-tugas pendidikan itu sendiri, “Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka” (QS At Tahrim:6). Dapat kita perhatikan sabda Rasulullah SAW, “Masing-masing kalian bertanggung jawab atas orang yang kalian pimpin”.
            Keempat; tujuan akhir pendidikan tidak lain adalah terwujudnya insan kamil (manusia sempurna), memiliki keselarasan dan keseimbangan fisik, material dan spiritual, dunia dan akhirat. Dengan kata lain mampu menjaga stabilitas hubungan vertical terhadap tuhannya (hablum minallah) maupun hubungan horizontal terhadap sesamanya (hablum minannas). “Mereka ditimpa kehinaan dimana saja ia berada kecuali bagi mereka yang senantiasa menjalin hubungan vertikal dengan tuhannya dan hubungan horizontal dengan sesamanya (masyarakat). (QS Ali Imran:112).
            Berdasarkan prinsip pandangan bahwa manusia didalam dirinya terdapat kemampuan dasar (fitrah) baik rohaniah maupun jasmaniah, maka manusia memerlukan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dasar menuju hajat manusia dalam segala hal baik bidang duniawiyah maupun uhkrowiyah, selaras dan harmonis. Wallahu a’lam.

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar