PROFIL PENYULUH
AGAMA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN
oleh : Anis
Purwanto
Jabatan Penyuluh Agama Islam adalah
jabatan yang sangat mulia, walaupun tugasnya sangat berat dan penuh dengan
tantangan. Sebab sesuai dengan kodratnya, manusia yang diciptakan oleh Allah
sebagai umat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia. Menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah :
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ
أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ
وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”.
(QS Ali Imran:110)
Berangkat dari kenyataan diatas
penyuluh agama merupakan sekelompok umat (manusia) yang dipilih dan ditugasi
untuk menyerukan ajaran agama Allah kepada seluruh umat manusia. Sebagai obyek dakwah, masyarakat pedesaan
mempunyai karakteristik khas. Memang sejak dahulu sampai sekarangpun secara
keseluruhan masyarakat pedesaan dapat dikatakan sebagai masyarakat yang
relative mudah di “pengaruhi”. Namun dalam era sekarang ini, masyarakat telah
berada dalam era globalisasi. Dalam era yang serba trasnparansi ini berbagai
macam permasalahan dalam masyarakat menjadi salah satu penghambat yang sangat
luar biasa beratnya bagi terciptanya masyarakat yang islami. bahkan system
kemasyarakatan yang cenderung materialis-individualis akan banyak memberikan
pengaruh yang berlawanan arah bagi tujuan hidup manusia. Dikala mereka mengalami gejolak dunia yang
serba materialisme ini mereka lepas kekuatan dalam keagamaannya, akhirnya
control keimanannya akan kendor dan salah langkah dalam mengimbangi keinginan
dunia.
Kita
masih ingat, adanya istilah “mo limo” dikalangan masyarakat kita, ini
menandakan adanya tindak penyimpangan keagamaan umat. Bahkan sampai sekarang
ini perjudian masih marak terjadi disekitar kita, meski pihak berwajib sering
mengadakan penggerebekan, akan tetapi tetep saja, judi masih digemari sebagian
masyarakat kita, hal ini termasuk undian
nomor, judi “patohan” disaat diselenggarakan turnamen olah raga, dll. Berbagai
bentuk perjuadian baik yang terang-terangan ataupun yang terselubung ini ,
dampak negatifnya sangat luar biasa, meskipun perjudian dilarang akan tetepi
terus ada, termasuk di masyarakat pedesaan.
Modernisasi
tampaknya sekarang telah melanda masyarakat tidak terkecuali masyarakat
pedesaan, dan menjadikan mereka meninggalkan kebudayaan lama, kebiasaan
melakukan tata agama terabaikan disaat manusia dikuasai emosinya dalam mengejar
dunia, maka tujuan asli manusia diciptakan Tuhan untuk senang kepada dunia demi
mencapai kehidupan akhirat tebih sempurna terlupakan, untuk menjaga dan
mengingatkan manusia yang lalai maka diperlukan pemimpin umat (penyuluh
agama-da’i) yang bijaksana (bil hikmah), tidak asing (sesuai dengan dunianya),
dapat diterima oleh umat disetiap zaman. Dengan demikian da’I (mubaligh),
penyuluh agama Islam amat diperlukan untuk menjaga manusia dari keterperosokan
ke lembah keteledoran iman.
Dalam
pembahasan yang berkisar seputar manusia dalam aktivitas kepemimpinannya, dalam
menghadapi segala model isi dunia demi lancarnya dan tidak terganggunya
penyebaran agama Islam (Dakwah Islam), maka diperlukan profil penyuluh agama
(da’i) yang sesuai dengan masyarakat pedesaan di zaman yang serba modern
sekarang ini. Meskipun pembahasan ini tidak mencontohkan atau menyodorkan sosok
tubuh secara figurative dari seoarang tokoh tertentu, namun lebih banyak
menatap peran seorang penyuluh agama dengan seperangkat persyaratan yang harus
dimiliki, sehingga nantinya dapat menciptakan dinamika kemimpinan, dalam
kaitannya dengan proses dakwah islamiyah.
seorang
penyuluh agama tidak boleh bergantung kepada kelompok lain, sebab
ketergantungan akan menghambat perkembangan. Karena itu untuk memberikan acuan
bagi kita (penyuluh agama) disini saya nukilkan sifat-sifat wajib bagi
Rasul, yakni shadiq, amanah, tabligh dan fatonah, sebagai prasyarat utama bagi
terbentuknya profil penyuluh agama yang mampu mengadalan pembinaan dan
penyuluhan dalam masyarakat pedesaan. Kendatipun sifat ini adalah sifat wajib
bagi rasul, tetapi sangat relevan rasanya bagi kita sebagai kaum muslim untuk
menggali semua aspek dalam ajaran Islam, kemudian kita terapkan dalam hidup
sehari-hari, tidak terlupakan didalam pelaksanaan pembinaan dan
penyebaranluasan ajaran Islam (dakwah Islam).
Sifat Shidiq.
Sifat
shidiq adalah sifat yang menunjukkan bahwa Nabi itu benar dalam segala
ucapannya maupun perbuatannya. Jika dikaitkan dengan penyuluh agama, sifat ini
perlu dibina dan dikembangkan oleh setiap penyuluh agama, mengingat sifat ini
merupakan pegangan hidup seseorang dalam mewujudkan dinamika kehidupan. Apabila
seseorang penyuluh agama benar-benar sudah dapat mempertanggungjawabkan
konsestensi perkataan dan perbuatannya, maka terpenuhilah syarat menjadi
penyuluh agama. Sebab yang diperlukan oleh masyarakat pedesaan adalah adanya
suri tauladan yang baik, contoh nyata yang dapat ditiru langsung oleh
umat. Umat mendengan dan melihat
contohnya lalu menirukan. Oleh sebab itu, profil penyuluh agama yang uswatun
khasanah, yang antara lain : memiliki budai pekerti yang baik, jujur,
bertanggungjawab, adil dalam menghadapi masalah, atau setidaknya dapat memupuk
dan membina keserasian ucapan dan perbuatan, sehingga sifat ini akan tercermin
dalam tingkah laku sehari-hari.
Sebagai
seorang penyuluh agama dalam menghadapi masyarakat pedesaan, diperlukan amalan
inti ahklakul karimah, yang dapat diperlukan sebagai senjata dan perisai diri
untuk mempertahankan eksistensi dan kewibawaan dakwah, sehingga dapat mengenal
hakekat kehidupan yang sebenarnya berdasarkan petunjuk ilahi dan sunah Nabi.
Adapun
inti dari ahklakul karimah tersebut antara lain : bijaksana dalam memberi atau
menerima keputusan dan terpuji, sederhana tapi berbobot, rendah diri, giat
bekerja, lemah lembut, jujur, terpercaya, memenuhi janji, konsisten (istiqomah),
kemauan keras mencapai kebenaran, tabah dalam menghadapi segala ujian dan
hambatan, kesatria, berani, suka berterima kasih, ramah dan simpatik, mempunyai
rasa malu, menjaga kehormatan diri, rasa bersaudara, pasrah kepada Allah, suka
menolong, menghormati pendapat orang lain. Jika seseorang dapat mengamalkan
kreteria diatas, maka proses penyuluhan akan berjalan sebagaimana mestinya.
Sifat Amanah.
Bagi
seseorang penyuluh agama yang merupakan pemimpin untuk merubah suatu keadaan
umat, maka ia wajib memiliki sifat amanah ini, dimana taraf kepercayaan umat
(obyek) terhadap dirinya (penyuluh agama) sebagai panutan sangat menentukan
berhasil tidaknya target yang hendak ia capai dalam proses dakwahnya.
Selanjutnya ia harus dapat menanamkan sikap optimisme, rasa percaya diri dalam
menghadapi permasalahan yang dihadapi. Sebab permasalahan yang dihadapi didalam
pelaksanaan penyuluhan, kendati dalam masyarakat pedesaan semakin kompleks
sejalan dengan perkembangan zaman.
Sifat Tabligh.
Sifat
tabligh ini merupakan inti dari seorang penyuluh agama yaitu menyampaikan.
Maksudnya, menyiarkan kepada seluruh umat semua ajaran agama dan memang wajib
untuk menyampaikannya.
Seorang
penyuluh agama sangat berkepentingan menyampaikan segenap ide baik secara lesan
maupun tulisan. Sehingga umat dapat memahami dan menyerap konsepsi yang
disampaikannya. Meskipun didalam
kenyataannya dilapangan, memang ada seseorang penyuluh agama yang mempunyai kelebihan
lebih didalam menyampaikan secara lesan (ceramah agama). Ceramahnya dapat
memukau audien dengan trik-trik menarik, bahkan diselipi banyolan segar yang
dapat membuat pendengar tertawa. Dan seorang penyuluh agama (da’i) yang
mempunyai kelebihan lisan ini, secara umum lebih mudah dikenal oleh masyarakat
sebagai mubaligh (da’i) kondang . Dan
tentu saja hal ini dapat menaikkan harga jual (honor) bagi dirinya.
Sifat Fathonah.
Profil
seorang penyuluh agama harus pandai dan cerdas otaknya. Dalam hal ini Rasul
adalah orang yang benar-benar mempunyai kecerdasan yang sangat luar biasa,
sebab beliau dapat mengemukakan hujjah bila mendapat tantangan dari pihak lain
dan dapat mencari jalan keluar yang benar dan haq.
Sifat
ini sangat dibutuhkan oleh seorang penyuluh agama didalam menghadapi permasalahan
umat, sebab kecerdasan otak ini pula ia dapat dengan cepat dapat menentukan
putusan jalan keluarnya. Jadi seorang penyuluh agama harus mempunyai ketajaman
pandangan dan wawasan yang luas, misalnya dalam masyarakat pedesaan ia harus
tahu watak dan corak masyarakat tersebut. Menganalisa dan membandingkan keadaan
yang dulu dengan sekarang, sehingga dapat mengukur tingkat kemajuan umat.
Setelah itu ia dapat mengamalkan inti ahklakul karimah dan mencontoh
sifat-sifat wajib Rasul sebagai bekal penyuluhan dalam menyebarluaskan ajaran
Islam kepada masyarakat.
Diiringi
dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, dibarengi semakin mudahnya seseorang
mendapatkan berbagai macam informasi, baik melaui media cetak (Koran, majalah
dll) maupun media elektronik (radio, TV dll), maka semakin komplek pula
persoalan yang dihadapi oleh seorang penyuluh agama. Masyarakat pedesaan yang
dulu dianggap sebagai tipe masyarakat yang terbelakang, kini anggapan itu telah
hilang. Bahkan masyarakat pedesaan justru lebih jernih didalam melihat
persoalan besar yang dihadapi masyarakat secara keseluruhan (bangsa). Oleh karenanya, seorang penyuluh agama harus
pandai-pandai menghadapi setiap perubahan, untuk tetap menanamkan nilai-nilai
Islam dengan dinamika ilmu yang sesuai dengan perkembangan dunia, asal tidak
menyimpang dari tata nilai agama Islam , dan berbekal ahklakul karimah dan
mencontoh sufat Rasul sebagai tauladan disaat kapapun. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar