KHUTBAH JUM’AT
MENGGAPAI RIDHA
ILAHI
Oleh : ANIS PURWANTO *
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah
rokhimakumullah.
Marilah kita panjatkan rasa syukur
kepada Allah SWT, Al hamdulillahirobbil ‘alamin, atas segala nikmat dan
karunia-Nya, sehingga kita dapat menjalankan tugas kehidupan dalam rangka
memakmurkan kehidupan dunia ini dengan amal shalih sebagai bekal kehidupan
akhirat. Sehingga kita senantiasa dapat menjalankan segala yang diperintahkan
oleh Allah SWT dan berupaya sekuat kemampuan untuk senantiasa meninggalkan
larangan-Nya, untuk menggapai ridha Allah SWT, bahagia di dunia dan di akhirat.
shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah
rokhimakumullah.
Hidup kita ini sungguh penuh
tantangan, penuh cobaan dan ujian. Kita semua diuji dan kita semua senantiasa
menghadapi, dan dalam ujian. Kita diuji, untuk menentukan keihklasan kita,
sejauh mana mutu keihklasan kita, kesabaran, keimanan dan kekuatan pengabdian kita
kepada Allah SWT. Di akhirnya hanya Allah yang akan mengetahui kualitas
keimanan kita. Kita diuji dari berbagai arah dan dari masa ke masa, senang atau
susah, semasa sehat ataupun sakit, semasa muda ataupun tua, semasa kaya ataupun
miskin.
Kadang hidup memang tak seindah yang
kita inginkan. Hidup ini selalu dihadapkan pada berbagai pilihan. Berbagai
peran senantiasa dilakoni oleh umat manusia diatas pentas kehidupan. Apapun
peran dan lakon yang dijalani, seyogyanya kita adalah actor sekaligus sutradara
dalam menentukan ceritera kehidupan kita, disamping memang ada namanya takdir.
Kadang kita ingin sesuatu yang baik, namun tanpa ihtiar atau usaha
sungguh-sungguh untuk mendapatkannya, maka itu bukanlah apa-apa. Namun ketika
diri telah bersungguh-sungguh ihtiar dalam mewujudkannya dengan usaha dan do’a
namun belum terwujud, maka itu juga yang dinamakan takdir.
Mana kala apa yang terjadi dengan
diri kita tak seindah apa yang diinginkan maka disiitulah sesungguhnya kita
dituntut kesabaran. Sabar atas segala yang terjadi dan tetap berbaik sangka
atas ketetapan Allah SWT. Bukankah Allah yang Maha Tahu akan mahkluk-Nya.
Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan mengujinya dengan
berbagai ujian, berbagai macam bencana, kesulitan dan bahkan kita sering juga
diuji dengan berbagai kesenangan duniawiyah. Kalau kita lulus dan tahan uji,
maka Allah akan memilihnya dan kalau dia ridha, maka Allah akan
mengutamakannya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat An Nahl ayat 96 :
مَا عِندَكُمۡ يَنفَدُۖ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ بَاقٍ۬ۗ
وَلَنَجۡزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓاْ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ
(٩٦)
“Apa yang ada
disisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan
sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Hadirin Jamaah Jum’ah
rakhimakumullah.
Hidup adalah suatu alat
kesinambungan untuk menuju ke tujuan hakiki. Hambatan, tantangan dan rintangan
adalah masalah yang tidak terpisahkan dalam perjalanan hidup umat manusia. Hambatan,
tantangan dan rintangan itu tidak semuanya berarti siksaan dan yang pait itu
bukan semua racun, tetapi kadang kala keduanya lebih berguna dan bermanfaat
dari pada kebahagiaan dan kesenangan yang berterusan. Sebab, banyak dari kisah
sukses seseorang berawal dari adanya kegagalan dan bahkan kebangkrutan
sekalipun. Orang yang bangun dari kegagalan masa lalu dan bangkit dari
kekecewaan yang ditempuhi akan lebih termotivasi tinggi untuk menuju kejayaan
dan kecermelangan dengan menjadikan kegagalan dan kekecewaan itu sebagai
dorongan dan tantangan untuk membina hidup baru. Dari sini terdapat pengajaran
bahwa seseorang itu tidak dapat tidak, mesti akan mendapatkan hambatan,
tantangan dan rintangan. Kita akan menghadapi berbagai kegagalan dan kekecewaan
walau sekecil apapun. Dengan ini, selanjutnya kita akan dapat mengetahui sampai
dimana letak kelemahan kita selama ini. Paling tidak, kita lantas bisa menilai
diri, sampai dimana tingkat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Bukankah semua di dunia ini
merupakan ujian Allah SWT. Allah ingin menguji sejauhmana iman, sejauhmana
hambanya menerima cobaan. Apakah masih tetap bersyukur dan bersabar atau malah
menjauh dan menyalai ketentuan Allah SWT. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an
Surat Al Kahfi ayat 7 :
إِنَّا جَعَلۡنَا مَا
عَلَى ٱلۡأَرۡضِ زِينَةً۬ لَّهَا لِنَبۡلُوَهُمۡ أَيُّہُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلاً۬
(٧)
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai
perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang
terbaik perbuatannya”.
Ditengah suasana beban kehidupan
yang terasa semakin berat terakhir ini, kita mestinya senantiasa tidak henti-hentinya
memohon kepada Allah SWT. Semoga kita semua terhindar dari mara bahaya, apalagi
yang sekiranya kita tidak mampu untuk mmemikulnya. Akhirnya marilah kita
sama-sama meninsyafi bahwa hidup ini adalah sementara dan kita memang
senantiasa berada dalam ujian dan pengawasan Allah SWT. Senantiasa berupaya
menjalankan perintah Allah dalam berbagai situasi dan keadaan, serta berupaya
mmeninggalkan semua laranyan Allah SWT dalam rangka menggapai ridha Allah. Bahagia di dunia dan akhirat, amin
ya rabbal ‘alamin. *(Diambil dari
berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar