Catatan Penting Tentang
PETA
DAKWAH
Oleh : Anis Purwanto
Dakwah
dalam kontek persoalan yang kita bicarakan saat ini adalah dipandang sebagai
aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman dibidang
kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruh cara merasa,
berfikir, bersikap dan bertindak dari manusia pada dataran kenyataan individual
dan sosio-kultural guna mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan dengan menggunakan cara tertentu (Amrullah Ahmad,1983).
Dengan
demikian, dakwah merupakan paduan antara proses normative dan proses teknis. Proses
normative mengedepankan tentang adanya daerah nilai tertentu dimana proses
tersebut berada, yang memberikan batasan-batasan yang jelas dalam bimbingan
pelaku dakwah. Sedang proses teknis, menekankan adanya perubahan yang
fundamental, dari situasi buruk ke situasi yang baik, dari negative ke situasi
yang positif. Dalam dataran yang demikian itulah, dakwah diharapkan mampu
mewujudkan sikap yang positip tersebut dalam kegiatan nyata dakwah. Sehingga
umat Islam yang semula dipandang sebagai obyek dakwah, akan menempatkan diri
sebagai subyek dakwah, paling tidak ia mampu menempatkan persoalan yang
dihadapi masyarakat obyek dakwah secara keseluruhan untuk dicarikan solusi
pemecahannya. Karena persoalan obyek dakwah menjadi persoalan dakwah. Inilah
kenapa kita penting memahami proses dakwah, dimana proses perubahan dari yang
semula sebagai obyek dakwah menjadi subyek dakwah, menjadi tujuan penting.
Oleh
karena itu, bagian penting yang menjadi persoalan yang kita soroti kali ini
adalah pemahaman kita terhadap manusia dan permasalahannya. Sehingga gerakan
dakwah secara umum dimulai dengan pemahaman Islam, sekaligus pemahaman terhadap
manusia dan lingkungannya yang merupakan wilayah dakwah. Misalnya tidak hanya
persoalan iman dan taqwa saja yang kita bicarakan, akan tetapi masalah
keterbelakangan dan kemiskinan, serta bagaimana cara yang tepat untuk
mengentaskan umat dakwah dari jerat ini, menjadi sangat penting dan tidak
mungkin kita pisahkan dari permasalahan dakwah. Namun, prioritas permasalahan
yang akan kita pecahkan perlu kita tetapkan, agar pemecahannya tidak terlalu
melebar atau bahkan tidak dapat dipecahkan.
Jadi
disini pentingnya pemahaman kita tentang dibuatnya prioritas terhadap
permasalahan yang dihadapi umat, yang unsure-unsurnya perlu diketahui para da’I
ataupun penyuluh agama dan pengelola dakwah. Oleh karena itu, peta dakwah
adalah merupakan sajian data disekitar permasalahan itu.
Unsur-Unsur Peta Dakwah
Unsur-unsur
penting untuk membuat peta dakwah, secara minimal adalah :
1. Data (termasuk data angka) dari
berbagai variable penting, meliputi antara lain :
-
Kondisi
keagamaan
-
Kondisi
social budaya termasuk penddidikan
-
Kondisi
social ekonomi
- Perkembangan
missi lain (program, kegiatan, pendanaan, seberapa besar pengaruhnya, tokoh
penggerak, pusat kegiatan dll).
-
Perkembangan
dakwah Islamiyah.
2. Informasi tentang keadaan khusus,
misalnya tentang pemilikan tanah oleh missi lain dan digarap secara intensif
untuk kepentingan missi, atau berbagai kegiatan umat untuk menopang dana dakwah
dll.
3. Peta lokasi, jika satuan analisisnya
adalah desa, maka kita memerlukan secara minimal peta desa, kecamatan dan
kabupaten.
Sedang unsure-unsur, dalam arti
metode untuk pembuatan peta dakwah adalah :
1. Kartogram adalah peta lokasi yang
divariasikan dengan berbagai symbol untuk memperjelas keterangan-keterangan
penting sesuai dengan data yang dikumpulkan, simbul dapat berupa grafik, tanda
dan bahkan warna.
2. Esei/Uraian yang semakin memperjelas
berbagai data/informasi yang tidak dapat diterangkan oleh sekitar symbol. (Said
Tahulelay, 1987).
Dengan prinsip ini, dengan melihat
sekilas saja, kita bias memahami informasi tentang kondisi dakwah, dalam arti
luas dilokasi tersebut. Maka betapa pentingnya peta dakwah bagi pelaksana atau
pengelola dakwah. Sehingga dengan peta dakwah inilah kita bias mengidentifikasi
dan menginfentarisasi permasalahan yang dihadapi umat/dakwah, untuk mencapai
tujuan dakwah yang diinginkan.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa tugas pertama yang harus dilakukan dalam
membuat peta dakwah adalah melakukan suvei untuk memperoleh berbagai
data/informasi. Secara urut pembuatan peta dakwah adalah sebagai berikut :
1. TAHAB PERSIAPAN =========)
-
Penentuan
satuan analisa
-
Perencanaan
survey.
2. SURVEI DAKWAH ==========)
3. PEMBUATAN PETA DAKWAH
=========)
a. Gambar Peta lokasi
b. Memberi tanda yang menunjukkan lokasi
gedung/tempat (pusat kegiatan), misalnya masjid, sekolah, rumah sakit dll.
c. memberi tanda dengan grafik atau warna untuk menunjukkan berbagai variable
lainnya.
d. Membuat esei/uraian seperlunya.
Selanjutnya adalah bagaimana standar
dalam pembuatan peta dakwah. Disini kita nukilkan format peta dakwah, sesuai
dengan standar format peta dakwah Laboratorium Dakwah Shalahuddin Yogyakarta.
JUDUL
Peta
lokasi dengan berbagai simbul (Grafik, Warna, tanda lain).
|
Katerengan
|
Esei/Uraian
|
Sedang
untuk ukuran peta sangat menentukan banyaknya lembaran yang harus dibuat untuk
satu set peta dakwah. Bagi peta dakwah bewrukuran folio, untuk satu set kita
memerlukan beberapa lembar peta. Dan untuk peta dakwah berukuran besar,
misalnya delapan kali folio, satu atau dua lembar saja sudah cukup.
Demikian
sekelumit tentang pentingnya pembuatan peta dakwah serta cara bagaimana membuat
peta dakwah. Dan yang lebih penting selanjutnya, setelah kita membuat peta
dakwah adalah segera kita buat perencanaan dakwah dan memulai mewujudkan
rencana tersebut dilapangan. Sebab dengan peta dakwah banyak usaha dapat
dikembangkan dan permasalahan umat dapat diatasi. (Dinukil dari Catatan Peta
Dakwah, Said Tuhuleley, Yogyakarta)).