KHUTBAH JUM’AT
MEWUJUDKAN KEBERKAHAN HIDUP
Oleh : ANIS PURWANTO
Ma’asyiral Muslimin jamaah
jum’ah rokhimakumullah.
Segala puji atas limpahan karunia Allah yang tak pernah
habis-habisnya kita rasakan dan nikmati. Sebagai ungkapan rasa syukur
kita, marilah kita perbaiki hubungan
kita dengan Allah SWT dengan meningkatkan kualitas iman dan taqwa, menjadikan
setiap gerak dan langkah kita mencari keridhoaan Allah semata. Shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah
SAW, teladan umat semesta, panutan dalam merealisasikan ketaqwaan dalam
kehidupan nyata, dalam bermasyarakat dan bernegara.
Dari mimbar Jum’at ini, kita mengajak kepada kita sekalian
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Peningkatan iman
yang terus dilakukan dengan peningkatan amal shaleh. Karena derajat kemuliaan
seorang hamba di sisi Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya.
إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡۚ
إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang
yang paling bertaqwa”. (QS. Al Hujarat: 13).
Ma’asyiral Muslimin jamaah
jum’ah rokhimakumullah.
Masyarakat yang berkah
adalah masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan maksiat. Sebaliknya masyarakat
yang penuh dengan dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masyarakat yang rentan.
Ibarat tubuh penuh dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan. Maka ia tidak
lagi produktif dan bahkan tidak bisa diharapkan darinya ada kebaikan.
Keberkahan suatu masyarakat itu mempunyai syarat khusus yang telah dipatok oleh
Al-Qur’an. Sehingga dengan mewujudkannya akan terwujudlah masyarakat yang
mendapatkan keberkahan. Sebagaimana firman Allah SWT yang termaktup dalam Surat
Al A’rof :96 :
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ
ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ
ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا ڪَانُواْ
يَكۡسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan limpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
Ketika kehidupan
berjalan secara sinergis antara unsusr-unsur pendorong dan pengekangnya, dengan
bekerja di bumi sambil memandang ke langit, terbebas dari hawa nafsu,
menghambakan diri dan tunduk kepada Allah. Berjalan dengan baik menuju ke arah
keridhoaan Allah, maka sudah tentu kehidupan model ini akan diliputi dengan
keberkahan, dipenuhi dengan kebaikan dan dinaungi dengan kebahagiaan.
Berkah yang diperoleh
bersama iman dan taqwa adalah berkah yang meliputi segala sesuatu. Bahkan yang
terdapat di dalam jiwa, dalam perasaan, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Juga
berkah yang mengembangkan kehidupan dan meninggikan mutunya dalam setiap waktu.
Tuntutan keberkahan
yang dapat diambil dari tuntunan ayat diatas adalah merealisasikan keimanan
dalam keseharian, meningkatkan ketaqwaan dalam setiap amalan. Maka sebaliknya,
hal-hal yang akan menghilangkan keberkahan itu adalah karena mendustakan agama
Allah, kemudian terperosok ke dalam kubangan kemaksiatan.
Ma’asyiral Muslimin jamaah
jum’ah rokhimakumullah.
Ada beberapa bahaya
dan pengaruh dosa terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat yang akan membawa
pada hilangnya keberkahan, yang antara lain adal;ah :
Pertama, adalah dosa dapat
memperlemah kesadaran akan keagungan Allah dalam hati. Seseorang yang penuh
dengan dosa-dosa tidak akan lagii bersungguh-sungguh mengagungkan Allah. Kaki akan
terasa malas dan berat untuk melangkah ke masjid dan menghadiri pengajian.
Badan terasa sulit untuk bangun pada waktu fajar melaksanakan shalat subuh.
Telinga tidak suka lagi mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, lama kelamaan hati
menjadi keras seperti batu bahkan bisa lebi keras dari pada itu. Maka ia
hilangkan rasa sensitive terhadap suatu dosa, tidak bergetar lagi hatinya
ketika keagungan asma Allah disebut. Allah berfirman sebagaimana termaktub
dalam Surat Al-Baqarah :74 :
ثُمَّ قَسَتۡ
قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٲلِكَ فَهِىَ كَٱلۡحِجَارَةِ أَوۡ أَشَدُّ قَسۡوَةً۬
“Kemudian setelah itu hati
kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi”.
Yang kedua, dosa membuat
seseorang tidak mempunyai rasa malu. Seseorang yang terbiasa berbuat dosa, lama-kelamaan
tidak merasa berdosa lagi. Bahkan ia tidak merasa malu berbuat dosa didepan
siapapun. Bila rasa malu hilang akan hilanglah kebaikan. Kebalikannya bahwa
semakin kuat rasa malu dalam diri seseorang maka akan semakin menyebar dirinya
pada kebaikan.
Dan yang ketiga, adalah dosa akan
menghilangkan keberkahan dan nikmat serta menggatikannya dengan bencana. Hal
ini dikisahkan oleh Allah dalam surat
Al-Ankabut :40.
فَكُلاًّ أَخَذۡنَا بِذَنۢبِهِۦۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ
أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِ حَاصِبً۬ا وَمِنۡهُم مَّنۡ أَخَذَتۡهُ ٱلصَّيۡحَةُ وَمِنۡهُم
مَّنۡ خَسَفۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ وَمِنۡهُم مَّنۡ أَغۡرَقۡنَاۚ وَمَا ڪَانَ
ٱللَّهُ لِيَظۡلِمَهُمۡ وَلَـٰكِن ڪَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ
“Maka masing-masing
(mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami
timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara ada yang ditimpa suara kera
yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan
diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak
menganiaya mereka, akan tetapi merelah yang menganiaya diri mereka sendiri”.
Ma’asyiral Muslimin jamaah
jum’ah rokhimakumullah.
Kesimpulan yang dapat kita tarik dari keterangan singkat ini adalah,
bahwa tidak mungkin individu yang kotor, yang hidup di alam dosa, akan
melahirkan masyarakat yang baik. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk
membangun masyarakat yang bersih dan beradab, penuh dengan nuansa
tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, yang jauh dari kerja sama dalam
keburukan dan dosa, adalah hanya dengan kembali bersungguh-sungguh mentaati
Allah dan mengagungkan-Nya. Kembali kepada dasar tuntunan agama Islam, yakni
Al-Qur’an dan As Sunah, dengan berupaya mengerjakan semua perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya, serta tidak melupakan untuk saling peduli dan saling
mengingatkan sesama.
Semoga Allah
menjadikan masyarakat dan bangsa kita bangsa yang mendapat keberkahan,
mengumpulkan kita dalam umat Rasulullah yang terbaik dan terjauh dari
ketergelinciran ke dalam jurang kemaksiatan. Amin ya rabbal ‘alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar