LIMA JALAN MENUJU TAQWA
Catatan : Anis Purwanto*
1.
MUHASABAH.
Yaitu, evaluasi diri dan
meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengambil hikmah dari setiap sesuatu yang terjadi dalam diri kita.
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ
ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ
إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuat untuk hari esuk (aakhirat), dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr : 18).
بَلِ ٱلۡإِنسَـٰنُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ بَصِيرَةٌ۬ (١٤)
وَلَوۡ أَلۡقَىٰ مَعَاذِيرَهُ ۥ (١٥)
“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya
sendiri (sangat bisa melihat dirinya sendiri) meskipun dia mengemukakan alas
an-alasannya”. (QS. Al-Qiyamah : 14-15)
.
Umar bin khottab ra berkata: "hitunglah diri kalian
sebelum kalian di hitung,timbanglah amal-amal kalian sebelum ditimbang kepada
kalian.baersiap-siaplah untuk penyampaian yang maha besar,pada hari itu kalian
di sampaikan, dan tidak ada yang tersembunyi dari ksalian sesuatu yang
tersembunyi"
2. MU’AHADAH.
Yaitu mengingat-ingat kembali janji
yang pernah kita katakana, settiap shalat kita sering kali bersumpah kepada
Allah.
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحۡيَاىَ
وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku dan matiku semata-mata karena Allah Robb semesta alam”. (QS. Al-An’am :
162).
3. MUJADALAH.
Yaitu bersungguh-sungguh kepada
Allah SWT .
وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ فِينَا لَنَہۡدِيَنَّہُمۡ
سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
“Orang-orang yang bersungguh-sungguh
(Mujadalah) di jalan Kami, Kami akan berikan hidayah ke jalan Kami”. (QS.
Al-‘Ankabut : 69).
Terkadang
kita beribadah tidak diikuti dengan kesungguhan , hanya menggugurkan kewajiban
saja, takut jatuh kedalam dosa dan menapaki kehidupan beragama asal-asalan,
padahal menjadi seorang muslim yang ingin menjadi orang-orang yang bertaaqwa,
maka mujadalah / penuh kesungguhan adalah bagian tak terpisahkan dalam
menggapai ketaqwaan di samping muhasabah dan mua’ahadah.
4. MUROQOBAH.
Yaitu bahwa setiap pribadi muslim
merasa takut kepada Allah dalam setiap perbuatnnya, grakannya, tingkah lakunya,
dan bisikan hatinya dalam setiap waktu, dia merasa yakin dengan keyakinan yang
kuat bahwa Allah mengetahui terhadap segala sesuatu yang tersembunyi dan
sesuatu yang nampak.
إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبً۬ا
“Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kaum”. (QS. An-Nisa’ : 1).
"Engkau menyembah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatNya.Seandainya engkau tidak bisa melihatNya maka dia
melihatmu” (HR.Muslim).
(Baca kisah : Umar bin Khatab dengan
penggembala kambing)
5. MU’AQOBAH.
Yaitu , mencoba memberi sangsi
kepada dirikita sendiri manakala kita melakukan sebuah kehilafan, menegur dan
memberi sangsi kepada diri kita kalau kita melakukan kesalahan merupakan hal
yang penting kita lakukan agar kita senantiasa meningkatkan amal ibadah kita
Contoh,
Manakala kita terlewatkan kita terlewatkan salat subuh berjamaah maka hukumlah
diri kita dengan infak di siang harinya, manakala kita terlewatkan membaca
alqur'an 'iqoblah diri kita dengan memberi bantuan kepada si miskin. Kalau kita
melewatkan sebuah amal saleh maka hukumlah diri kita sendiri dengan melakukan
amal saleh yang lain
(*
dikutib dari beberapa tulisan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar