KHUTBAH
JUM’AT MEMPERINGATI HUT RI KE 72 TAHUN 2017
MERAJUT KEMBALI CITA-CITA
KEMERDEKAAN
Ed. : ANIS PURWANTO
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ
بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا
وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.
Ma’asyiral Muslimin jamaah
jum’ah rokhimakumullah.
Istiqomah dalam syukur atas nikmat Allah adalah ciri
pribadi muttaqin. Pandai bersyukur akan melahirkan optimisme hidup, sehingga
semangat untuk terus mengembangkan diri secara positif akan terus terpelihara
dan pada gilirannya kesalehan hidup secara vertikal maupun horisontal, hamlum
minallah wa hablum minannas akan senantiasa terjaga. Inilah sebenarnya hakekat
taqwa , sebagaimana dimaksud oleh
Al-Qur’an Surat Al Hujarat : 13 , yang insya Allah akan dianugrahi tempat
tertinggi di sisi Nya.
إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡۚ
“Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling bertaqwa”.
Kaum Muslimin Rakhimakumullah.
Hari ini
Jum’at tanggal 18 Agustus 2017. Saudara. Rasanya belum lama kita merasakan
gegap gempita kemeriahan menyambut HUT RI ke 71 tahun lalu dan kemaarin kita kembali
merasakan kemeriahan itu dalam peringatan ke 72 tahun kemerdekaan bangsa kita.
Kemerdekaan adalah merupakan nikmat agung yang dianugerahkan oleh Allah kepada
hamba-Nya, oleh karena itu mensyukurinya merupakan sebuah keniscayaan yang
harus menjadi budaya kita sebagai seorang muslim. Kita diingatkan apa yang
dikatakan Musa kepada kaumnya:
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ
لِقَوۡمِهِۦ يَـٰقَوۡمِ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَعَلَ
فِيكُمۡ أَنۢبِيَآءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكً۬ا وَءَاتَٮٰكُم مَّا لَمۡ يُؤۡتِ
أَحَدً۬ا مِّنَ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya : “Hai
kaumku, ingatlah ni’mat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi
diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya
kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara
umat-umat yang lain”. (QS.Al Maidah :20).
Tentu ada
banyak hal yang harus menjadi bahan perenungan di usia 72 tahun kemerdekaan
bangsa kita. Sebuah pertanyaan besar yang menjadi titik pijak perenungan kita
adalah “apakah perjalanan bangsa ini, dengan segala bentuk dinamika yang telah dilakoninya,
telah sesuai dengan kehendak para
pendiri bangsa ini ?“. masihkan ada bara api pekik “merdeka atau Mati”
pada setiap dada anak bangsa kita ?
Kaum Muslimin Rakhimakumullah
Sebab, ada
banyak ragam pengertian kata merdeka. Ada yang beranggapan merdeka adalah
kebebasan mutlak untuk berkehendak semau kita. Seperti yang dianut oleh faham
liberalisme atau penganut faham kebebasan tak terbatas, terutama di
negara-negara barat. Ada pula yang memberi pengertian
merdeka dalam pengertain yang sempit. Faham ini banyak diikuti oleh para
pengikut mahdzab diktatorisme , dimana kebebasan anggota masyarakatnya dikekang
dengan sangat ketat oleh penguasa, pemimpin ibarat tuhan yang apa kehendak dan
kemauannya harus dijalankan oleh rakyat yang dipimpin.
Sedang
merdeka yang kita inginkan adalah merdeka yang memberi kebebasan kepada rakyat,
tetapi juga ada rule of game atau aturan main yang harus dipatuhi dan
membatasi setiap kemerdekaan yang dimiliki oleh masing-masing pribadi, dan
salah satu jawaban atas kebutuhan kita akan rule of game diatas adalah
Islam.
Kaum Muslimin Rakhimakumullah.
Dalam
konsep ajaran Islam kita akan mendapati bahwa agama samawi ini telah menerapkan
esensi kemerdekaan dalam misinya, meski agama ini lahir pada sebuah tatanan
sosial bangsa Arab waktu itu, yang sama
sekali tidak menghormati asas-asas kemerdekaan. Perbudakan yang meraja lela,
pembunuhan dan pembelengguhan hak azasi kaum perempuan, pelecehan satu golongan
terhadap golongan lain, merupakan sebagian contoh bagaimana bobroknya tatanan
sosial yang terjadi saat itu.
Dalam
pranata sosial yang demikian, islam lahir membawa keteduhan ajaran, Islam mampu
menghadirkan pranata yang menyejukkan. Ditambah kemampuan sang pembawa
kebenaran, yakni Rasulullah SAW dalam menampilkan diri sebagai uswatun
khasanah, jadilah Islam sebagai sebuah kekuatan maha dahsyat yang mampu
mengubah tatanan jahiliyah menjadi pencerahan di semenanjung Arab hanya dalam
waktu 23 tahun.
Contoh
kongkrit dukungan Islam terhadap nilai-nilai kemerdekaan tidak hanya terbatas
konsep saja, tetapi juga menjadi tatanan praktis, misalnya anjuran Rasulullah
SAW kepada para sahabatnya untuk memerdekakan hamba sahaya, seperti yang sering
dilakukan oleh Abu Bakar dan Ustman bin Affan, serta pemberlakuan hukuman
memerdekakan budak bagi pelaku pelanggaran syar’I tertentu. Dan ajaran-ajaran lain tentang tasyawur
(musyawarah), ta’awun (saling tolong menolong antar sesama), ta’aruf
(persahabatan) antar sesama baik sebagai pribadi maupun antar suatu bangsa
merupakan contoh praktis lain yang tak terbantahkan dari ajaran agama mulai
ini.
وَٱعۡتَصِمُواْ
بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ
عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم
بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan kamu,
sehingga dengan karunianya kamu menjadi bersaudara”. (QS. Ali Imran :103).
Karenanya, konsep
masyarakat madani adalah solusi dari segala persoalan negeri, bukan berarti
bangsa ini belum melakukan, tetapi konsep masyarakat madani hanya lebih banyak dibahas dan dikemukakan sebagai topik
politik, ataupun isu politik, sehingga secara jelas lebih menampakkan sebagai
wacana dan belum sampai pada realitas.
Kaum Muslimin Rakhimakumullah.
Perjuangan
mengisi kemerdekaan yang ke 72 ini adalah menciptakan kemerdekaan yang hakiki
bagi bangsa ini. Kedaulatan ekonomi yang masih terbelenggu oleh sestem
kapitalis harus segera dibebaskan, diganti dengan sistem kerakyatan. Sekalipun
merubah sistem yang mengutamakan pertumbuhan menjadi sistem yang menomersatukan
kesejahteraan dan keadilan rakyat itu tidak mudah, tetapi setidak-tidaknya
pemerintah dan semua intitusi yang memlilki wewenang dan kekuasaan berpihak
kepada rakyat.
Sehingga Hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI ke 72
ini adalah momentum penting untuk dilakukan perubahan. Tanpa ada perubahan,
bangsa ini akan mati, dan perubahan terus menerus menuju perbaikan adalah suatu
keniscayaan. Dengan tetap mengembalikan
cita-cita bangsa, pada tempat tertinggi, jauh diatas kepentingan pribadi
dan golongan.
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayahNya atas setiap usaha
kita meraih cita-cita kemerdekaan bangsa, menuju negeri adil makmur , “baldatun
toyyibatun wa rabbun ghofur” amin ya rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar