POTENSI MANUSIA
Catatan : Anis
Purwanto*
A. POTENSI
MANUSIA YANG POSISITIF.
1. Manusia
dikaruniai kesiapan untuk mengelola dunia ini (khalifah).
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ
لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬ۖ قَالُوٓاْ
أَتَجۡعَلُ فِيہَا مَن يُفۡسِدُ فِيہَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ
بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau
hendak menjadikan oran-orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu ? “Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 30).
وَهُوَ ٱلَّذِى
جَعَلَڪُمۡ خَلَـٰٓٮِٕفَ ٱلۡأَرۡضِ وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٍ۬
دَرَجَـٰتٍ۬ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِى مَآ ءَاتَٮٰكُمۡۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ
ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُ ۥ لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمُۢ (١٦٥)
“Dan Dialah yang menjaikan kamu sebagai
khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagaian kamu dia atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadmu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi
hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (QS Al-An’am : 165).
2. Manusia
mempunyai kapasitas intelegensia yang paling tinggi.
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ
عَرَضَہُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسۡمَآءِ
هَـٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٣١) قَالُواْ سُبۡحَـٰنَكَ لَا عِلۡمَ
لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ (٣٢)
قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئۡهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم
بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡ قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ غَيۡبَ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَأَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ
(
31 ). “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para Malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama
semua (benda) ini. Jika kamu yang benar. ( 32 ) Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh,
Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. ( 33 ) Dia (Allah) berfirma,
“Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu !” Setelah dia (Adam)
menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakankepadamu,
bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu
nyatakandan apa yang kamu sembunyikan”. (QS Al-Baqarah : 31-33).
3. Manusia
mempunyai kesadaran akan kehadiran sang pencipta (Allah SWT).
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن
ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَأَشۡہَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَلَسۡتُ
بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰۛ شَهِدۡنَآۛ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَـٰمَةِ إِنَّا ڪُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ (١٧٢)
“Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu
Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya
berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan
kami), kami bersaksi”. Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu
tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini”. (QS.
Al-A’raf : 172).
4. Manusia sebagai
makhluk pilihan.
ثُمَّ ٱجۡتَبَـٰهُ رَبُّهُ ۥ فَتَابَ
عَلَيۡهِ وَهَدَىٰ (١٢٢)
“Kemudian
Tuhannya memilih dia, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk”. (QS.
Taha : 122 ).
5. Manusia diberi
kebebasan untuk menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya.
ِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَہَا
وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَـٰنُۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ ظَلُومً۬ا
جَهُولاً۬ (٧٢)
“ Sesungguhnya Kami
telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya
(berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat
zalim dan sangat bodoh”. (QS. Al-Ahzab : 72).
إِنَّا خَلَقۡنَا
ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن نُّطۡفَةٍ أَمۡشَاجٍ۬ نَّبۡتَلِيهِ فَجَعَلۡنَـٰهُ سَمِيعَۢا
بَصِيرًا (٢) إِنَّا هَدَيۡنَـٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرً۬ا وَإِمَّا
كَفُورًا (٣)
( 2 ) ”Sungguh,
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat”. ( 3 ) “Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan
yang lurus, ada yang bersyukur dan ada yang kufur”. (QS. Al-Insan : 2-3).
6. Manusia
mempunyai kesiapan dasar untuk menjadi makhluk yang paling mulia.
*
وَلَقَدۡ
كَرَّمۡنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَـٰهُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ
وَرَزَقۡنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلۡنَـٰهُمۡ عَلَىٰ ڪَثِيرٍ۬ مِّمَّنۡ
خَلَقۡنَا تَفۡضِيلاً۬
“Dan sungguh, Kami
telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkat mereka di darat dan di laut,
dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di
atas banyak mahkluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”. (QS.
Al-Isra’ : 70).
7. Manusia memiliki
kesadaran akan nilai baik dan buruk.
وَنَفۡسٍ۬ وَمَا سَوَّٮٰهَا (٧) فَأَلۡهَمَهَا
فُجُورَهَا وَتَقۡوَٮٰهَا (٨)
“Demi jiwa serta
penyempurnaan (ciptaan)-nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan
dan ketaqwaan ”. (QS. Asy-Syams : 7-8 ).
8. Hati manusia
akan tenang dengan mengingat Allah SWT.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم
بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِڪۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَٮِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ (٢٨)
“(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram ”.
(QS. Ar-Ra’d : 28 ).
9. Manusia diberi
kemampuan menundukkan alam untuk mempermudah kelangsungan hidupnya.
وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا
فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا مِّنۡهُۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬
يَتَفَكَّرُونَ (١٣)
“Dan Dia menundukkan apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat)
dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir”. (QS. Al-Jasiyah : 13 ).
B. POTENSI
MANUSIA YANG NEGATIF.
1. Manusia dapat menjadi
dholim dan bodoh melebihi binatang.
إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَہَا
وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَـٰنُۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ ظَلُومً۬ا
جَهُولاً۬ (٧٢)
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan
sangat bodoh” (QS. Al-Ahzab : 72 ).
2. Manusia dapat
benar-benar mengingkari nikmat Allah SWT.
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَحۡيَاڪُمۡ ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ
ثُمَّ يُحۡيِيكُمۡۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَڪَفُورٌ۬ (٦٦)
“Dan Dialah yang menghidupkan kamu, kemudian
mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu kembali (pada hari kebangkitan).
Sungguh, manusia itu sangat kufur nikmat”. (QS Al-Hajj : 66 ).
3. Manusia dapat
menjadi mahkluk yang paling melampui batas.
كَلَّآ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَيَطۡغَىٰٓ (٦) أَن
رَّءَاهُ ٱسۡتَغۡنَىٰٓ (٧)
“Sekali-kali tidak ! Sungguh, manusia itu
benar-benar melampui batas. Apabila melihat dirinya serba cukup”. (QS. Al-“Alaq
: 6-7 ).
4. Manusia dapat
menjadi sangat kikir.
قُل لَّوۡ أَنتُمۡ تَمۡلِكُونَ خَزَآٮِٕنَ
رَحۡمَةِ رَبِّىٓ إِذً۬ا لَّأَمۡسَكۡتُمۡ خَشۡيَةَ ٱلۡإِنفَاقِۚ وَكَانَ ٱلۡإِنسَـٰنُ
قَتُورً۬ا (١٠٠)
“Katakanlah (Muhammad), “Sekiranya kamu
menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu
tahan, karena takut membelanjakannya”. Dan manusia itu memang sangat kikir”.
(QS. Al-Isra’ : 100 ).
5. Manusia dapat menjadi
mahkluk yang paling banyak membantah.
وَلَقَدۡ صَرَّفۡنَا فِى هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ
لِلنَّاسِ مِن ڪُلِّ مَثَلٍ۬ۚ وَكَانَ ٱلۡإِنسَـٰنُ أَڪۡثَرَ شَىۡءٍ۬ جَدَلاً۬
(٥٤)
“Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan
berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini dengan bermacam-macam
perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah”. (QS.
Al-Kahf : 54).
6. Manusia mahkluk
yang paling mudah merintih, berkeluh kesah.
۞ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ
ٱلشَّرُّ جَزُوعً۬ا (٢٠) وَإِذَا مَسَّهُ ٱلۡخَيۡرُ مَنُوعًا (٢١)
“Sungguh manusia diciptakan bersifat suka
mengeluh, apabila dia titimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila
mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir”. (QS. Al-Ma’arij : 19-21).
* ( “WARTA”,
September 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar