Minggu, 22 Januari 2017

KHUTBAH JUM’AT : MENGGAPAI RIDHA ILAHI



KHUTBAH JUM’AT
 MENGGAPAI RIDHA ILAHI
*Oleh : ANIS PURWANTO

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Marilah kita panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, Al hamdulillahirobbil ‘alamin, atas segala nikmat dan karunia-Nya, kita dapat menjalankan tugas kehidupan dalam rangka memakmurkan kehidupan dunia ini dengan amal shalih sebagai bekal kehidupan akhirat. Sehingga kita senantiasa dapat menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT dan berupaya sekuat kemampuan untuk senantiasa meninggalkan larangan-Nya, untuk menggapai ridha Allah SWT, bahagia di dunia dan di akhirat. shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Hidup kita ini sungguh penuh tantangan, penuh cobaan dan ujian. Kita semua diuji dan kita semua senantiasa menghadapi, dan dalam ujian. Kita diuji, untuk menentukan keihklasan kita, sejauh mana mutu keihklasan kita, kesabaran, keimanan dan kekuatan pengabdian kita kepada Allah SWT. Di akhirnya hanya Allah yang akan mengetahui kualitas keimanan kita. Kita diuji dari berbagai arah dan dari masa ke masa, senang atau susah, semasa sehat ataupun sakit, semasa muda ataupun tua, semasa kaya ataupun miskin.
            Kadang hidup memang tak seindah yang kita inginkan. Hidup ini selalu dihadapkan pada berbagai pilihan. Berbagai peran senantiasa dilakoni oleh umat manusia diatas pentas kehidupan. Apapun peran dan lakon yang dijalani, seyogyanya kita adalah actor sekaligus sutradara dalam menentukan ceritera kehidupan kita, disamping memang ada namanya takdir. Kadang kita ingin sesuatu yang baik, namun tanpa ihtiar atau usaha sungguh-sungguh untuk mendapatkannya, maka itu bukanlah apa-apa. Namun ketika diri telah bersungguh-sungguh ihtiar dalam mewujudkannya dengan usaha dan do’a namun belum terwujud, maka itu juga yang dinamakan takdir.
            Mana kala apa yang terjadi dengan diri kita tak seindah apa yang diinginkan maka disiitulah sesungguhnya kita dituntut kesabaran. Sabar atas segala yang terjadi dan tetap berbaik sangka atas ketetapan Allah SWT. Bukankah Allah yang Maha Tahu akan mahkluk-Nya. Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan mengujinya dengan berbagai ujian, berbagai macam bencana, kesulitan dan bahkan kita sering juga diuji dengan berbagai kesenangan duniawiyah. Kalau kita lulus dan tahan uji, maka Allah akan memilihnya dan kalau dia ridha, maka Allah akan mengutamakannya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat An Nahl ayat 96 :
مَا عِندَكُمۡ يَنفَدُ‌ۖ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ بَاقٍ۬‌ۗ وَلَنَجۡزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓاْ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ
“Apa yang ada disisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Hadirin Jamaah Jum’ah rakhimakumullah.
            Hidup adalah suatu alat kesinambungan untuk menuju ke tujuan hakiki. Hambatan, tantangan dan rintangan adalah masalah yang tidak terpisahkan dalam perjalanan hidup umat manusia. Hambatan, tantangan dan rintangan itu tidak semuanya berarti siksaan dan yang pait itu bukan semua racun, tetapi kadang kala keduanya lebih berguna dan bermanfaat dari pada kebahagiaan dan kesenangan yang berterusan. Sebab, banyak dari kisah sukses seseorang berawal dari adanya kegagalan dan bahkan kebangkrutan sekalipun. Orang yang bangun dari kegagalan masa lalu dan bangkit dari kekecewaan yang ditempuhi akan lebih termotivasi tinggi untuk menuju kejayaan dan kecermelangan dengan menjadikan kegagalan dan kekecewaan itu sebagai dorongan dan tantangan untuk membina hidup baru. Dari sini terdapat pengajaran bahwa seseorang itu tidak dapat tidak, mesti akan mendapatkan hambatan, tantangan dan rintangan. Kita akan menghadapi berbagai kegagalan dan kekecewaan walau sekecil apapun. Dengan ini, selanjutnya kita akan dapat mengetahui sampai dimana letak kelemahan kita selama ini. Paling tidak, kita lantas bisa menilai diri, sampai dimana tingkat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
            Bukankah semua di dunia ini merupakan ujian Allah SWT. Allah ingin menguji sejauhmana iman, sejauhmana hambanya menerima cobaan. Apakah masih tetap bersyukur dan bersabar atau malah menjauh dan menyalai ketentuan Allah SWT. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al Kahfi ayat 7 :
إِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَى ٱلۡأَرۡضِ زِينَةً۬ لَّهَا لِنَبۡلُوَهُمۡ أَيُّہُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلاً۬
 “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya”.
            Ditengah suasana beban kehidupan yang terasa semakin berat terakhir ini, kita mestinya senantiasa tidak henti-hentinya memohon kepada Allah SWT. Semoga kita semua terhindar dari mara bahaya, apalagi yang sekiranya kita tidak mampu untuk mmemikulnya. Akhirnya marilah kita sama-sama meninsyafi bahwa hidup ini adalah sementara dan kita memang senantiasa berada dalam ujian dan pengawasan Allah SWT. Senantiasa berupaya menjalankan perintah Allah dalam berbagai situasi dan keadaan, serta berupaya mmeninggalkan semua laranyan Allah SWT dalam rangka menggapai  ridha Allah. Bahagia di dunia dan akhirat, amin ya rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
                                                                                                *( Diambil dari beberapa tulisan)

Rabu, 18 Januari 2017

SPIRIT TAHAJUD



SPIRIT TAHAJUD
Catatan : Anis Purwanto*

1.      Shalat  Tahajud adalah sebuah bentuk efektif pelatihan pikiran, untuk selalu focus berfikir menyatu dengan-Nya, menyerahkan kepada-Nya, membangun paradigma sabar dan sukur dalam setiap pemikiran, yang akan berdampak kepada perkataan dan perbuatan sehari-hari.
2.      Shalat Tahajud adalah merupakan shalat sunah utama yang baik apabila dikerjakan setiap malam, karena akan mengangkat derajat ketempat yang mulia.
وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةً۬ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامً۬ا مَّحۡمُودً۬ا
                         “ Dan pada sebagaian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah), tambahan  bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji”.  (QS. Al-Isra’:79).
3.      Bila malam mulai merayap kekedalaman menuju fajar, bangkitlah dari tidur untuk bermunajat kepada-Nya, seraya merenungi semua nikmat serta memohon kebahagiaan dunia dan akhirat.
“Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat, seandainya seseorang meninta suatu kebaikan di dunia maupun di akhirat, niscaya Allah akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam”. (Al-Hadist).
4.      Keutamaan dan keindahan shalat tahajud : 

ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَٮٰهُمۡ رَبُّہُمۡ‌ۚ إِنَّہُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٲلِكَ مُحۡسِنِينَ (١٦) كَانُواْ قَلِيلاً۬ مِّنَ ٱلَّيۡلِ مَا يَہۡجَعُونَ (١٧) وَبِٱلۡأَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ (١٨)
  
“mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum  itu (didunia) adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)”. . (QS Adz – Dzaariyat : 16-18).
5.      Sungguh indah dan nikmat bila bermunajat kepada-Nya dikeheningan malam, kemudian diteruskan dengan bertasbih.
وَٱصۡبِرۡ لِحُكۡمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعۡيُنِنَا‌ۖ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ
 “Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan  Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun” (QS.  Ath-Thur:48).
                                                                                              * (diambil dari beberapa tulisan)

KHUTBAH JUM’AT BAHASA JAWA : AMAL INGKANG SHOLIH



KHUTBAH JUM’AT BAHASA JAWA
AMAL INGKANG SHOLIH
Ed. : Drs.Anis Purwanto

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.

Minangka pambukaning khotbah ing siang punika, sumangga sesarengan kita nyaosaken puja puji syukur ing ngarso dalem Allah SWT, engkang sampun paring rahmat saha hidayah dhumateng kita sedaya, sahingga kita saget nindakaken sedaya dhawuhipun , kalebet ibadah jum’at ing siang punika.  Mugi-mugi ibadah kita katampi  dening Allah SWT, manggih karaharjan saha kabegjan ing donya ngantos ing akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.  Shalawat lan salam atur dumateng junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, sahabat lan sedaya penderekipun, kalebet kita sedaya.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Tuntunan agami Islam ingkang kahemot ing Kitab suci Al-Qur’an dalah ing Sunah Nabi Muhammad SAW mengku dhawuh supados kita  punika dadosa tiyang Islam ingkang  sak wetahipun. Kados kasebat ing Al-Qur’an Surah Al-Baqara ayat 208 :

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِى ٱلسِّلۡمِ ڪَآفَّةً۬ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَڪُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬
 “E wong-wong kang iman ! Sira kabeh padha mlebua ana sajrone agama Islam kanthi sampurna. Lan sira kabeh aja padha manut marang tingkah-lakune syetan. Awit satemene syetan iku mungsuhira, mungsuh kang nyata”.
            Sayektos bilih dhawuh pangandikanipun Gusti Allah punika perlu sanget kita estokaken kanthi niat ingkang ihklas, murih sedaya amal kita saget katampi dening Allah SWT. Punapa kemawon wujud dalah bentukipun, amal kita kedah asipat islami, amal shalih, amal ingkang sae, inggih punika amal ingkang  kedah cocok lan selaras kaliyan tuntunanipun agami Islam. Selaras kaliyah dhawuh pangandikanipun Allah ingkang kahemot ing Surah Al-An’am ayat 162 :
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحۡيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
 “Kandhakna ! Satemene shalatku, lan ngibadahku, lan uripku sarta matiku iku kagungan Allah, Pangeran kang ngupakara sakabehe alam saisine”.
            Ikror makaten punika mbetahaken bukti. Sampun ngantos namung kendel wonten ing ucapan kemowon, apal ungel-ungelipun, malah persasat saben wekdal kita shalat musti ngucapaken do’a iftitah “Wajahtu wajhiya”, nanging amal tumindakipun tebih lan mboten cocok kaliyan pengakenanipun. Allah sampun ngengetaken dhumateng kita makaten :
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ (٢) ڪَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ
“E wong-wong kang iman! Genea sira kebeh padha ngucapake barang  (amal tumindak) kang sira dhewe padha ora nglakoni ?. Menggahe Allah, gedhe banget dosane yen toh sira kabeh iku mung bisa ngucapake barang (amal tumindak) kang sira dhewe malah ora padha nglakoni”.
            Pramila saking punika tembung “inna sholati manusuki” lan saterusipun punika nggambaraken ikrar prasetyanipun kita kaum muslimin dhumateng Allah SWT, engkang kedah kita buktekaken, kanthi nyelarasaken ucapan kaliyan amal tumindak.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
            Sayektosipun amal tumindak kita punika insya allah sampun Islam, awit secara alamiyah kita lahir pancen sampun Islam. Bapak ibu kita tiyang Islam, semanten ugi para leluhur kita , sedaya agaminipun Islam. Dados kita menika mila pancen tiyang-tiyang islam wiwit lahir. Bab punika mila sampun mboten perlu dipun sumelangi malih. Ananging karana lingkungan  dalah kemajengan jaman ingkang anjalari iman dalah taqwa kita lajeng kenging pengaruh.  Perjudian, mabuk-mabukan lan sawarninipun tumindak maksiyat, sedaya punika terang mboten islami.  Malah ugi mboten sekedik adat istiadat ingkang sampun mlampah wiwit nenek moyang rumiyin kagolong mboten selaras kaliyan tuntunan agami Islam. Pramila saking punika kita wajib ngatos-ngatos njagi iman dalah taqwa kita sampun ngastos gempil kaliyan tumindak kita ingkang mboten Islami.  Awit mundi dhawuh pangandikanipun Allah SWT, kita pancen dipun awisi nyampur barang haq kaliyan barang ingkang batil, Allah ngendika :
وَلَا تَلۡبِسُواْ ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَـٰطِلِ وَتَكۡتُمُواْ ٱلۡحَقَّ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
 “lan sira kabeh aja padha nyampur barang haq (bener) kanthi barang bathil (salah), lan aja padha ngumpet barang haq, jer sira kabeh iku padha ngerti”.(QS. Al-Baqarah: 42).
            Para sederek, ayat punika nelahaken bilih umat manungsa wanten ingkang anggadhahi kesenengan nyampur-nyampur barang haq kaliyan barang ingkang bathil, sahingga ingkang leres mboten ketingal leresipun, lan ingkang lepat mboten ketingal lepatipun. Pramila saking punika, kita wajib njagi  iman dalah taqwa kita. Mugi-mugi iman dalah taqwa kita dados iman lan taqwa ingkang kiyat. Kita saget mbentenaken pundi barang haq lan pundi ingkang batil. Barang haq inggih punika sedaya kesaenan ingkang kedah kita tindakaken, dene  ingkang batil kedah kita tilaraken.
            Akhiripun kita nyuwun dhumateng Gusti Allah mugi-mugi kita langkung mangertos lan faham kanthi mendalam ngengingi wates-wates antawusipun barang ingkang haq lan barang ingkang batil, ingkang selajengipun kita saged ningkataken iman lan taqwa kita dhumateng Allah SWT, lan supados langkung ngatos-ngatos wonten ing sadhengah tindak tanduk kita, sampun ngantos kejrumus wonten ing juranging kekufuran. Manggih kawilujengan ing ndonya dalah ing akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
(Dipun kutib saking pinten-pinten seratan)